SLEMAN, AYOYOGYA.COM -- Sebanyak 32 rektor atau pimpinan perguruan tinggi negeri dan perguruan tinggi swasta di Yogyakarta menyampaikan seruan moral tentang pemilihan umum (pemilu) dan demokrasi, Sabtu (17/9) di Balairung Universitas Gadjah Mada (UGM).
Seruan moral yang diberi judul Pemilu Berkualitas dan Demokrasi Bermartabat itu dibacakan oleh Rektor UGM, Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.,Ed., Sp.OG(K)., Ph.D didampingi oleh seluruh rektor yang hadir.
“Demokrasi yang bermartabat, salah satunya, ditandai dengan pelaksanaan pemilu yang berkualitas. Pemilu sebagai mandat reformasi menjadi pintu masuk pergantian dan keberlanjutan kepemimpinan dengan legitimasi moral dan sosial yang tinggi untuk kemaslahatan bangsa,” ucap Ova dalam siaran pers.
UGNMBaca Juga: Pakar UGM Sebut Kenaikan Harga BBM Picu Penurunan Penumpang Angkutan Umum, Ini Penjelasannya
Ia mengungkapkan, Bangsa Indonesia harus bersyukur atas banyak perkembangan baik yang diraih di usia ke-77, meski tidak menutup mata bahwa masih banyak pekerjaan rumah yang menunggu diselesaikan.
Semua hal ini, lanjutnya, merupakan hasil kerja kolektif dan kumulatif para pendiri bangsa, pemimpin, dan rakyatnya.
Pengawalan demokrasi yang bermartabat merupakan salah satu ekspresi rasa syukur tersebut, untuk mewujudkan cita-cita sebagai bangsa yang berdaulat.
Pemilu di mata para pimpinan perguruan tinggi ini merupakan aktualisasi nilai, perjuangan kebangsaan, dan pembangunan konsensus demokrasi yang mulia.
“Jika Pemilu berlangsung dengan baik dan berkualitas, maka Indonesia akan menjadi contoh negara besar yang mampu berdemokrasi secara dewasa,” terang Ova.
Seruan moral ini berisi 10 poin yang menjadi perhatian para rektor, yang dalam beberapa pekan terakhir menjadi fokus diskusi dan kajian terbatas mereka di sejumlah kampus.
Isi seruan tersebut antara lain mengajak seluruh komponen bangsa untuk menjadikan Pemilu sebagai media pendidikan politik untuk membangun moralitas bangsa.
Para rektor juga menyerukan kepada seluruh komponen bangsa untuk menjamin Pemilu berjalan secara partisipatif bagi seluruh bangsa Indonesia, tidak dimonopoli oleh segelintir elit kelompok oligarki yang mengabaikan kepentingan publik.
UBaca Juga: UGM Adakan Inkubasi Bisnis bagi Sociopreneur Muda
Pada bagian lain dari seruan moral ini, para pimpinan perguruan tinggi mengajak seluruh komponen bangsa untuk menghindari jebakan penyalahgunaan identitas dengan politisasi agama, etnis, dan ras, yang berpotensi menimbulkan konflik dan kekerasan tidak berkesudahan, serta merusak kerukunan dan persatuan bangsa.
Artikel Terkait
Sederet Peran dan Kontribusi Fakultas Farmasi UGM dalam Atasi Pandemi Covid-19 dan Masalah Kesehatan
Soal Rencana Kenaikan BBM, Ekonom UGM Beri Saran Penting ke Pemerintah
Dukung Kesejahteraan Sektor Pendidikan, BTN Siap Bangun Rumah Bagi Dosen Milenial UGM
Berbahan Dasar Limbah, Mahasiswa UGM Ciptakan Bantal Anti Bakteri dan Tungau
Harga BBM Naik, Pakar UGM: Pemerintah Jangan Asal Reaktif, Perlu Buat Kerangka Kebijakan Komprehensif