Soal Rencana Kenaikan BBM, Ekonom UGM Beri Saran Penting ke Pemerintah

photo author
- Senin, 22 Agustus 2022 | 13:00 WIB
Ilustrasi membeli pertalite dan pertamax dengan aplikasi My Pertamina, Berikut update harga BBM hari ini Maret 2022 di seluruh SPBU Indonesia, Pertalite, Pertamax, Pertamax Turbo alami kanaikan. (AyoIndonesia.com)
Ilustrasi membeli pertalite dan pertamax dengan aplikasi My Pertamina, Berikut update harga BBM hari ini Maret 2022 di seluruh SPBU Indonesia, Pertalite, Pertamax, Pertamax Turbo alami kanaikan. (AyoIndonesia.com)

YOGYAKARTA, AYOYOGYA.COM- Ekonom UGM Yogyakarta, Fahmy Radhi menyarangkan pemerintah tidak menaikkan harga BBM bersubsidi pada tahun ini.

Pasalnya, jika hal itu dilakukan maka dikhawatirkan justru membuat laju inflasi tak terkendali.

"Opsi penaikan harga BBM subsidi bukanlah pilihan yang tepat saat ini. Kenaikan harga pertalite dan solar yang proporsi jumlah konsumennya di atas 70 persen sudah pasti akan menyulut Inflasi," kata Fahmy seperti dikutip dari Antara melalui SuaraJogja.id-jaringan Ayoyogya.com, Senin (22/8/2022).

Fahmy menyadari, beban APBN untuk subsidi energi semakin membengkak hingga mencapai Rp502,4 triliun, bahkan bisa mencapai di atas Rp600 triliun kalau kuota pertalite ditetapkan sebanyak 23 ribu kilo liter akhirnya jebol.

Baca Juga: Kementrian ESDM Dorong Program Konversi BBM ke BBG

Meski demikian, kalau harga pertalite dinaikkan hingga mencapai Rp10.000 per liter, menurut dia, kontribusi terhadap inflasi diperkirakan mencapai 0,97 persen sehingga inflasi tahun berjalan bisa mencapai 6,2 persen yoy (year on year).

Dengan inflasi sebesar itu, kata dia, akan memperburuk daya beli dan konsumsi masyarakat sehingga akan menurunkan pertumbuhan ekonomi yang sudah mencapai 5,4 persen.

"Agar momentum pencapaian ekonomi itu tidak terganggu. Pemerintah sebaiknya jangan menaikkan harga pertalite dan solar pada tahun ini," ungkapnya.

Dia menjelaskan, pemerintah sebaiknya fokus pada pembatasan BBM bersubsidi yang sekitar 60 persen tidak tepat sasaran.

Penerapan MyPertamina, menurut dia, tidak akan efektif membatasi BBM agar tepat sasaran, bahkan menimbulkan ketidakadilan dengan penetapan kriteria mobil 1.500 CC ke bawah yang berhak menggunakan BBM subsidi.

Pembatasan BBM subsidi paling efektif untuk saat ini, ujar Fahmy, adalah menetapkan kendaraan roda dua dan angkutan umum yang berhak menggunakan pertalite dan solar.

Dengan demikian, di luar sepeda motor dan kendaraan umum, konsumen harus menggunakan pertamax ke atas.

Baca Juga: Sri Lanka Dilanda Krisis BBM, Antrean Mengular Panjang Berhari-hari

"Pembatasan itu, selain efektif juga lebih mudah diterapkan di semua SPBU," ucap dia.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Rahajeng Pramesi

Sumber: Suara.com

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X