YOGYAKARTA, AYOYOGYA.COM – Upaya mengungkap kembali keberadaan pusat kekuasaan Kerajaan Mataram Islam di Pleret terus dilakukan melalui ekskavasi arkeologi di sejumlah titik Kawasan Cagar Budaya Kerta Plered. Penggalian terbaru di Situs Kedaton I dan Situs Kerta Plered menjadi bagian penting untuk menelusuri jejak keraton yang kini sebagian besar telah terkubur dan hilang ditelan zaman.
Arkeolog Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah X, R.A. Retno Isnurwindryaswari, mengungkapkan bahwa ekskavasi di Situs Kedaton I pada tahun ini menghasilkan temuan yang semakin memperkuat dugaan keberadaan kompleks keraton, termasuk struktur bangunan yang diduga bagian dari beteng dan pagar pembatas ruang.
"Ekskavasi Situs Kedaton I tahun ini temuannya lebih variatif baik dari temuan materialnya dan struktur bangunannya seperti diduga adanya fondasi bangunan, beteng, pagar pembatas antar ruang, struktur diduga tangga pintu dan struktur bolder," ungkap Retno dalam seminar hasil ekskavasi, Rabu (17/12/2025).
Ia menjelaskan, ekskavasi dilakukan pada 8 September hingga 7 Oktober 2025 dengan membuka 34 kotak tanah yang diyakini sebagai titik strategis. Dari penggalian tersebut ditemukan struktur batu tufa, bata, andesit, hingga batu bolder, meski belum dapat dipetakan secara detail dalam konteks keruangan.
"Kemudian ada temuan tangga pintu berada di tengah jalan kerukunan atau terletak diantara dua blok situs yang lahannya sudah di bebaskan oleh Pemda DIY. Temuan ini sangat penting untuk ditunjukkan. Semakin menarik temuan struktur di Situs Kedaton I," ujarnya.
Arkeolog Universitas Gadjah Mada (UGM) yang memimpin ekskavasi di lokasi tersebut, Fahmi Prihantoro, menyebutkan penggalian berlangsung pada 21 November hingga 13 Desember 2025 dengan melibatkan tujuh tenaga ekskavasi dan 15 warga lokal.
Ia menjelaskan, tim menemukan struktur bata merah dengan susunan vertikal cukup tinggi, serta berbagai temuan lepas seperti fragmen tembikar dan keramik asing yang mengindikasikan aktivitas penting di kawasan tersebut.
Ia mengakui bahwa temuan tersebut belum cukup untuk merekonstruksi keruangan Situs Lemah Duwur Kerta secara rinci, sehingga upaya konservasi dan pemanfaatan lanjutan masih sangat diperlukan.
"Dengan fasilitas yang cukup memadai situs kerta berpotensi besar dimanfaatakan sebagai sarana edukasi bagi masyarakat umum termasuk generasi muda," katanya.
Secara keseluruhan temuan di Pleret semakin menguatkan keyakinan bahwa kawasan tersebut memang merupakan kompleks keraton.
"Jadi memang secara umum ini lebih hampir sama dengan yang sebelum-sebelumnya begitu. Jadi beberapa temuan struktur batu bata, itu yang kemudian melengkapi bagian dari keraton gitu. Kalau keratonnya saya kira ini sudah bisa dipastikan kawasan itu memang kawasan keraton, jadi dari temuan keramik-keramik asing dan sebagainya, ini menunjukkan memang ini dimanfaatkan sebagai keraton," ujar Fahmi.
Ia menjelaskan, tantangan terbesar dalam pengungkapan situs keraton adalah faktor usia tinggalan, kondisi lingkungan, serta keberadaan pemukiman di atas situs. Fahmi juga menyoroti tantangan sosial dalam proses ekskavasi, mengingat sebagian situs berada di kawasan pemukiman aktif.
"Memang kalau yang ideal, kalau itu dianggap penting memang itu harus dibebaskan begitu, sehingga masyarakat memang harus dipindahkan," kata Fahmi.
Ke depan, seluruh data hasil ekskavasi ini akan disusun menjadi narasi situs yang lebih utuh dan ditampilkan di berbagai titik kawasan cagar budaya, sebagai upaya menghadirkan kembali jejak Keraton Mataram Islam di Pleret kepada publik dan generasi mendatang.
Artikel Terkait
Hari Kedua Idul Fitri 1443 H di DIY, Keraton Bagikan Gunungan Syawal
Terpapar PMK, Satu Kebo Bule Keraton Surakarta Mati
Jelang Kirab Malam Satu Suro, Kebo Bule Keraton Surakarta Diisolasi
Saat Raja Keraton Yogyakarta Minta Reformasi Kalurahan di Satu Dasawarsa UU Keistimewaan DIY
Konflik Keraton Kasunanan Surakarta, Sempat Ada Kejadian Penodongan Pistol
LDA Keraton Kasunanan Surakarta Ubah Nama KGPH Mangkubumi Jadi KGPH Hangabehi Ditengah Konflik, Sinyal Apakah?
Sultan HB X Nyoblos Pilkada 2024, Gunakan Hak Pilihnya di TPS 12 Panembahan Keraton Yogyakarta
Puluhan Orang Ikut Laku Mubeng Jeron Beteng Keraton Jogja, Kenalkan Wellness Tourism di Jogja
Perjuangkan Keadilan Soal Sengketa Lahan, Ini Tuntutan Warga Lempuyangan Terhadap PT KAI dan Keraton Yogyakarta
Keraton Yogyakarta Gelar Pawiyatan Konservasi, Upaya Jaga Koleksi Bernilai Sejarah