Respons Bencana hingga Inovasi Global, UGM Tegaskan Peran sebagai Kampus Berdampak

photo author
- Jumat, 19 Desember 2025 | 14:28 WIB
Rektor UGM Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., Sp.OG(K)., Ph.D., memberikan bantuan secara simbolis kepada mahasiswa yang berasal dari wilayah terdampak bencana. (dok.)
Rektor UGM Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., Sp.OG(K)., Ph.D., memberikan bantuan secara simbolis kepada mahasiswa yang berasal dari wilayah terdampak bencana. (dok.)

YOGYA, AYOYOGYA.COM - Universitas Gadjah Mada (UGM) menunjukkan peran aktifnya sebagai kampus berdampak melalui respons cepat terhadap bencana banjir bandang dan longsor yang melanda Provinsi Aceh, Sumatra Barat, dan Sumatra Utara.

Sebagai wujud tanggung jawab institusional terhadap kemanusiaan dan pembangunan berkelanjutan, UGM membentuk Emergency Response Unit untuk mengoordinasikan berbagai upaya penanganan bencana.

Pasca bencana, UGM segera menyalurkan bantuan langsung kepada masyarakat terdampak melalui penggalangan dana bersama sivitas akademika, mitra, dan alumni. Selain itu, UGM juga memberikan perhatian khusus kepada mahasiswa yang berasal dari wilayah terdampak. Berdasarkan pendataan, tercatat sebanyak 217 mahasiswa UGM terdampak bencana, terdiri dari 81 mahasiswa asal Aceh, 93 mahasiswa dari Sumatra Utara, dan 43 mahasiswa dari Sumatra Barat.

UGM tidak hanya melakukan pendataan, tetapi juga memberikan berbagai bentuk bantuan dan pendampingan sesuai kebutuhan mahasiswa. Bentuk bantuan tersebut meliputi keringanan UKT, bantuan biaya hidup harian, bantuan makan, paket sembako, bantuan biaya kos, hingga pendampingan konseling. Sejumlah mahasiswa bahkan berpotensi mengajukan cuti akademik karena kondisi keluarga di daerah asal yang kehilangan tempat tinggal, pekerjaan, maupun sumber penghasilan.

Di lapangan, UGM juga mengerahkan tim relawan yang terdiri dari tenaga medis lintas disiplin, mulai dari dokter spesialis, perawat, apoteker, nutrisionis, hingga sanitarian dari Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) serta RSA UGM. Tim ini bertugas melakukan pendataan kebutuhan obat dan alat medis serta berkoordinasi dengan rumah sakit setempat agar layanan kesehatan tetap berjalan optimal.

Selama masa tanggap darurat, UGM telah mengirimkan empat tim medis secara bergantian untuk memberikan layanan kesehatan sekaligus memetakan kapasitas rumah sakit di Aceh. Selain aspek medis, UGM juga memberikan perhatian pada pemulihan psikologis penyintas melalui tim psikososial yang melakukan pendampingan langsung di lokasi bencana.

Sebagai bagian dari upaya pemulihan berkelanjutan, tim psikososial UGM bekerja sama dengan Universitas Syiah Kuala dalam menyelenggarakan pelatihan pendampingan psikososial guna memperkuat kapasitas pendampingan di wilayah terdampak. UGM juga mengembangkan teknologi terapan, antara lain dengan memasang alat penjernih air bertenaga surya di puskesmas dan rumah sakit di Kabupaten Bener Meriah dan Aceh Utara, serta memasang alat deteksi banjir dan tsunami di Aceh.

Memasuki tahap rehabilitasi dan rekonstruksi, UGM tengah menyusun sejumlah rekomendasi yang dapat dimanfaatkan pemerintah. Rekomendasi tersebut mencakup penyediaan hunian dan kawasan sementara, pemulihan ekonomi serta sosial budaya, hingga aspek hukum dalam proses rehabilitasi dan rekonstruksi. Mengingat luas dan masifnya dampak bencana, kebutuhan hunian sementara sebelum transisi menuju hunian tetap menjadi perhatian utama.

Pada puncak peringatan Dies Natalis UGM yang digelar di Grha Sabha Pramana, Jumat (19/12/2025) Rektor UGM Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., Sp.OG(K)., Ph.D., menyampaikan belasungkawa dan simpati mendalam kepada masyarakat terdampak. “Semoga keluarga terdampak senantiasa diberikan kesabaran, ketabahan, pemulihan yang cepat, serta nantinya lebih kuat,” katanya.

Rektor menegaskan bahwa UGM menjadi bagian dari gerakan solidaritas nasional melalui pengiriman bantuan ke lokasi bencana, pengembangan geoportal basis data, kajian eksisting bencana, penyusunan SOP dan mitigasi bencana, skenario rehabilitasi dan rekonstruksi, pendampingan psikososial, hingga pengelolaan komunikasi publik terkait mitigasi bencana. UGM juga menggandeng berbagai pihak, termasuk alumni, filantropis, BRIN, dan pemerintah pusat, untuk memperkuat kontribusi kemanusiaan.

“Berbagai inisiatif tersebut, saat ini diintegrasikan dengan langkah pemerintah pada masa tanggap darurat dan dalam penyusunan roadmap rehabilitasi-rekonstruksi yang dikoordinir oleh Kemenko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan,” ujarnya.

Kampus Berdampak dan Komitmen Keberlanjutan

Mengusung tema Dies Natalis “Kampus Sehat, Pilar Kemandirian dan Ketahanan Bangsa”, UGM menegaskan komitmennya dalam menjaga marwah pendidikan tinggi dengan menyediakan ruang pendidikan dan ekosistem akademik yang bermutu serta berdampak. Komitmen tersebut menjadi bagian dari tanggung jawab UGM terhadap kemanusiaan, solidaritas kebangsaan, dan pembangunan berkelanjutan yang adaptif terhadap perubahan iklim.

Pada tahun 2025, UGM mencatat berbagai kontribusi signifikan dalam pengembangan kualitas sumber daya manusia, sosial kemasyarakatan, dan perekonomian. Kontribusi tersebut mencakup upaya kemandirian bahan baku obat dan alat kesehatan, penanganan stunting dan TBC, penguatan kedaulatan pangan, transisi energi berkeadilan, adaptasi lingkungan, pengembangan teknologi kecerdasan buatan, hingga pengentasan kemiskinan melalui pemberdayaan masyarakat. Seluruh upaya ini berlandaskan prinsip merakyat, mandiri, dan berkelanjutan.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: arri widiarto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X