Paguyuban Bentor Malioboro Minta Aksi Hari HAM Berlangsung Damai dan Tanpa Anarkis

photo author
- Senin, 8 Desember 2025 | 17:03 WIB
Jl.Malioboro Yogyakarta. (Instagram/@travelsemarang)
Jl.Malioboro Yogyakarta. (Instagram/@travelsemarang)

YOGYA, AYOYOGYA.COM - Paguyuban Becak Motor Malioboro Kota Yogyakarta berharap rangkaian aksi memperingati Hari HAM Sedunia pada 10 Desember 2025 yang rencananya berlangsung di sepanjang Malioboro, kawasan Gedung Agung, hingga Titik Nol dapat berjalan aman dan tertib.

Mereka menilai kerusuhan maupun tindakan anarkis akan berdampak langsung pada kegiatan ekonomi para pelaku usaha setempat.

Ketua Paguyuban Bentor Malioboro, Heru Tengeng, saat ditemui di Yogyakarta, Minggu, menyampaikan bahwa pihaknya mendukung rencana aksi yang akan digelar mahasiswa, organisasi masyarakat, dan lembaga swadaya masyarakat dalam peringatan Hari HAM Sedunia tersebut.

Menurutnya, para pengemudi bentor dan komunitas Malioboro menyimpan kekhawatiran terkait potensi aksi anarkis seperti pembakaran di kawasan Malioboro dan Gedung Agung yang dapat mengganggu kenyamanan warga dan wisatawan.

"Kami mewakili pengemudi becak motor Malioboro tidak melarang aksi demonstrasi dengan catatan tidak ada aksi bakar-bakaran, dan tidak anarkis," kata Heru Tengeng.

Ia menambahkan Paguyuban Bentor Malioboro bersedia terlibat menjaga situasi tetap kondusif apabila diperlukan.

"Paguyuban Bentor Malioboro beranggotakan 1.200 orang, kalau butuh pengawalan, kami siap mengawal aksi peringatan Hari HAM Sedunia pada 10 Desember 2025," ujarnya.

Heru menegaskan bahwa aksi demonstrasi yang tidak tertib akan berdampak pada kelancaran ekonomi Malioboro. Wisatawan disebutnya cenderung menghindari wilayah yang sedang terjadi aksi, terlebih jika bersifat anarkis sehingga menyebabkan aktivitas ekonomi terhenti.
"Kami siap mengawal aksi tanpa anarkis, supaya kami mencari nafkah dengan tenang dan tidak terganggu," katanya.

Di sisi lain, Kepala UPT Pengelolaan Kawasan Cagar Budaya Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta, Diah Anggraini, menyampaikan bahwa pihaknya pada prinsipnya mendukung penyampaian pendapat di muka umum, selama berlangsung tertib dan tetap menjaga kenyamanan bersama.
Ia menjelaskan bahwa Malioboro merupakan bagian dari kawasan cagar budaya Tugu–Malioboro–Kraton, yang menjadi area inti sumbu filosofi Yogyakarta dan telah ditetapkan sebagai warisan budaya dunia.

"Untuk itu, Malioboro wajib kita jaga bersama karena ia tidak hanya memilik Yogyakarta, tapi juga milik Indonesia tapi juga dunia. Untuk koordinasi aksi demonstrasi 10 Desember 2025, mari kita berdiskusi bagaimana menyampaikan pendapat dimuka umum akan tetapi tetap menjaga Malioboro menjadi ruang yang aman bagi warga Yogyakarta dan wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta," ujarnya.

Sementara itu, Ketua PHDI DIY I Nengah Lotama menegaskan bahwa lembaganya menghormati hak warga untuk menyampaikan pendapat. Namun, ia berharap aksi tetap memperhatikan ketertiban serta tidak mengganggu aktivitas masyarakat.

"Kami selaku lembaga Agama Hindu Dharma berharap untuk lebih bijak dalam melaksanakan aksi unjuk rasa dan tidak menggunakan sarana ogoh-ogoh karena dapat menyinggung pihak lain dan hanya menggunakan ogoh-ogoh untuk kepentingan acara ritual keagamaan yaitu perayaan tawur Agung dalam Hari Suci Nyepi," kata Nengah Lotama.

Ia juga mengajak seluruh peserta aksi untuk menjaga suasana kota tetap kondusif.

"Mari kita jaga Yogyakarta sebagai kota yang damai," imbuhnya.***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: arri widiarto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X