PADANG, AYOYOGYA.COM - Situasi pandemi Covid-19 yang sempat melumpuhkan aktivitas ekonomi beberapa tahun lalu menjadi titik balik bagi Rita Nova Omala, pengusaha UMKM dan pengrajin batik asal Padang Panjang, Sumatera Barat.
Di tengah keterbatasan gerak saat masa pandemi, lahirlah Batik Canting Asasi, usaha batik khas Padang Panjang yang kini tak hanya di kenal di Sumatera Barat tetapi juga merambah secara nasional dan luar negeri.
Perkembangan Batik Canting Asasi tidak terlepas dari peran PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI melalui Rumah BUMN BRI Padang Panjang, yang secara konsisten hadir mendampingi para pelaku UMKM. Mulai dari pelatihan dan pendampingan usaha, promosi digital, hingga fasilitasi ekspansi pasar.
Rita Nova Omala mengawali usahanya pada November 2021. Awalnya, modal usaha Rita sangat minim. Ia hanya modal kain 10 meter, dari kain itu, ia membuat tiga baju yang dijual, lalu hasilnya diputar kembali untuk modal produksi.
Kini, usaha itu berkembang pesat dan mulai dikenal luas setelah aktif berpromosi melalui TikTok, Instagram, dan mengikuti berbagai pameran.
Nama Batik Canting Asasi terinspirasi dari Masjid Asasi, masjid tertua di Padang Panjang yang berada di Kelurahan Sigando, tempat tinggal dari Owner Rita Nova. Masjid ini menjadi inspirasi utama dalam desain dan filosofi batik yang diciptakan.
"Keunikan Batik Canting Asasi ada di sanggar membatik. Kami memakai pewarna alami yang lembut dan klasik. Kami memanfaatkan limbah seperti kulit jengkol dan biji pinang untuk bahan pewarna. Hasilnya lebih ramah lingkungan dan warnanya lebih awet," jelas Rita.
Saat ini Batik Canting Asasi memiliki berbagai macam motif diantaranya Asasi, Barara, dan Panen. Motif Asasi menjadi favorit karena menggambarkan nilai budaya dan religi masyarakat setempat.
Selain kain batik, sanggar ini juga memproduksi pakaian jadi seperti jaket, blazer, hingga setelan resmi yang digunakan berbagai kalangan, termasuk pejabat daerah.
Batik Canting Asasi bukan sekadar usaha kreatif, tetapi juga wadah pemberdayaan ekonomi bagi masyarakat sekitar. Saat awal berdiri, usaha ini hanya melibatkan empat orang. Kini, sudah ada 15 pekerja dan pengrajin, sebagian besar perempuan dan lansia.
Ada yang melukis, mencap, mewarnai, dan membuat jambul pada selendang. Kami juga memberdayakan lansia untuk membuat jambul. Beragam, ada yang usia 18, 24, 27 tahun sampai 60 tahun. Jadi dari milenial sampai lansia, tutur Rita.
BRI memiliki peran besar dalam perjalanan Batik Canting Asasi. Melalui Rumah BUMN BRI Padang Panjang, Rita mendapat banyak pelatihan, pendampingan, hingga kesempatan mengikuti pameran skala nasional seperti BRI BRI UMKM EXPO(RT) 2025 yang berlangsung di BSD, Tangerang.
BRI selalu mendukung kami. Kalau ada pameran, ada staf BRI yang datang mendampingi dan menanyakan kebutuhan kami. Kami juga pernah dipercaya jadi narasumber pelatihan untuk teman-teman disabilitas. Sekarang sudah ada penyandang disabilitas yang bekerja di sanggar kami, ungkap Rita.
Selain pelatihan dan pameran, BRI juga membantu membuatkan e-katalog produk agar bisa menjangkau pembeli digital. Langkah itu menjadi terobosan penting untuk promosi dan memperluas pasar.
Artikel Terkait
BRI Makin Dekat ke Warga Pelosok, Satelit BRIsat Perluas Jangkauan Hingga ke 3T
Tuntas Sebelum Target! Dana Sindikasi BRI Siap Percepat Pembangunan Flyover Sitinjau Lauik di Sumatera Barat
Didukung BRI, Batik Malessa Jadi Ruang Berdaya Perempuan di Kampung Solo
Perjalanan 130 Tahun Tak Tergoyahkan, Inilah Nilai Perjuangan Pendiri BRI yang Patut Diteladani
BRI Perkuat Apresiasi Nasabah lewat Promo HUT ke-130 Berskala Nasional
Rebranding Korporasi Jadi Pilar Transformasi, BRI Perkuat Identitas Satu Bank Untuk Semua
Pastikan Kebutuhan Transaksi Terpenuhi, BRI Siapkan Rp21 Triliun Selama Nataru
BRI Percepat Pemulihan Sumatera dengan Penyaluran Bantuan di Lebih 40 Lokasi
Tingkatkan Rasio CAR ke 25,4 Persen, BRI Siap Ekspansi Besar-besaran Setelah RUPSLB Terbaru
BRI Resmi Umumkan Pembagian Dividen Interim Tahun Buku 2025