Batik Putra Boko Jadi Sentra Baru Wisata Belanja Wisatawan

“Jadi memang ini pekerjaan pertama saya ya, saya belum pernah mencoba yang lain gitu,” katanya.

Gerai Batik Putra Boko menjadi cabang kelima, setelah sebelumnya membuka toko di Tamansiswa dan Ketandan Banguntapan, daerah kelahirannya.

Sebagai pusat oleh-oleh yang membawa identitas lokal, Batik Putra Boko juga menghadirkan motif khas yang terinspirasi langsung dari situs Candi Ratu Boko. Motif ini hadir dalam lima warna.

“Ini perdana bikin, ini ada lima warna yaitu ada hitam, ada broken white, ada navy, ada maroon. Batiknya cap, karena kalau tulis prosesnya lama jadi cap, kita bikin cetakan sendiri gitu,” ujar Anis.

Manajer Sales Marketing, Sungkowo Istiningwardoyo, menambahkan bahwa motif-motif ini merupakan bagian dari kreativitas internal.
“Dari nama Candi Ratu Boko, menjadi inspirasi Batik Putra Boko, dari situ kita turunkan lagi untuk bereksplorasi kepada motif Batik. Nah motif Batik kita juga menciptakan atau membuat karya namanya Motif Batik Putra Boko,” terangnya.

Ada tiga motif dasar yang nantinya akan dikombinasikan dengan motif Putra Boko, yakni Kawung, Teruntung, dan Parang.

Dengan luas bangunan mencapai 1.000 m², gerai ini menyasar seluruh segmen wisatawan, terutama yang mencari oleh-oleh dengan harga terjangkau. Produk dibagi per lantai antara lain kuliner di lantai satu, busana harian di lantai dua, dan batik eksklusif di lantai tiga.

Selain itu, sinergi dengan pelaku wisata seperti travel agen, tour leader, dan komunitas wisata juga terus dibangun.

“Bentuk sinerginya paling support, sponsor kayak gitu ya. Kemudian kita juga memberikan komitmen-komitmen terhadap pelaku wisata tersebut,” kata Bowo. ***