JAKARTA, AYOYOGYA.COM - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI memperkenalkan bahan baku alternatif yang ramah lingkungan, malam sawit berbasis stearin, kepada perajin batik di Kampung Batik Giriloyo, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Inisiatif ini merupakan bagian dari program Pendampingan Batik Berkelanjutan yang digelar untuk memberdayakan ekonomi kerakyatan sekaligus mendukung praktik keberlanjutan di sektor UMKM.
Program ini merupakan hasil kolaborasi BNI dengan Center for Entrepreneurship, Change, and Third Sector (CECT) Sustainability Universitas Trisakti serta Komunitas Batik Giriloyo.
Bahan baru ini diperkenalkan untuk menggantikan malam parafin berbasis minyak bumi yang tidak terbarukan dan selama ini banyak digunakan para perajin.
Corporate Secretary BNI Okki Rushartomo menegaskan, program ini sejalan dengan komitmen BNI dalam memperkuat ekonomi kerakyatan dan mendorong UMKM naik kelas.
"Dengan mendampingi perajin batik, BNI tidak hanya menjaga tradisi, tetapi juga menciptakan daya saing baru yang berbasis inovasi ramah lingkungan," ujar Okki dalam keterangan tertulisnya.
Inisiatif serupa sebelumnya telah sukses diterapkan FPKBL (Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan) bersama Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) di Kampung Batik Laweyan, Surakarta, sejak 2022.
BNI memperkuat pendampingan pelaku usaha, utamanya di skala mikro dan kecil serta literasi keuangan dan produk/ jasa perbankan BNI. Keberhasilan itu kini diperluas ke Giriloyodengan melibatkan fasilitator langsung dari perajin Laweyan untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman.
Okki menambahkan, pendampingan ini merupakan upaya nyata BNI untuk memperkuat inovasi perajin batik lokal sekaligus menjaga warisan budaya.
"Program yang diinisiasi BNI ini melanjutkan formulasi stearin hasil inovasi perajin Laweyan bersama RSPO," jelasnya.
Lebih dari sekadar perubahan bahan baku, program ini dicanangkan untuk memperkuat rantai nilai lokal dan mendukung pariwisata berkelanjutan.
Okki menekankan, kolaborasi lintas pemangku kepentingan antara perbankan, akademisi, komunitas, dan pemerintah daerah menjadi kunci keberhasilan program.
“Melalui program ini, BNI berharap dapat memperluas dampak sosial ekonomi bagi komunitas perajin batik, sekaligus mendorong transisi menuju praktik industri kreatif yang lebih hijau, berdaya saing, dan berkelanjutan secara
global,” tutup Okki.
Artikel Terkait
BNI Perkuat Ekonomi Nasional, Rp 5 Triliun Disalurkan ke Jamkrindo untuk UMKM
BNI Salurkan Dukungan Pangan Bergizi dan Fasilitas Kesehatan di Banten dan NTT
BNI Tegaskan Arah Bisnis Berkelanjutan pada Hari Pelanggan Nasional
BNI Dorong Inklusi UMKM dengan Sistem Credit Scoring dan Pendanaan Tepat Sasaran
Produk Kayu dan Rotan Klaten Jadi Primadona Mancanegara Berkat BNI Xpora
BNI Genjot Mutu Pendidikan NTB Lewat Sertifikasi Guru & Karakter Siswa
BNI Beri Dukungan Nyata untuk Korban Banjir Bandang Bali dan NTT Lewat Bantuan Logistik
Rp200 Triliun untuk Perbankan, BNI Tegaskan Dukungan terhadap Ekonomi Inklusif
Sinergi BNI dan EKRAF, Dorong Industri Kreatif di Indonesia Design Week 2025
Inovasi Digital dan Pasar Modal, BNI Group Raih Dua Penghargaan Global