Ubah Stigma Ndeso, Bantul Giatkan Revitalisasi Pasar Tradisional

photo author
- Kamis, 24 November 2022 | 15:57 WIB
Ilustrasi kondisi pasar tradisional. (edi prayitno/kontributor Kendal)
Ilustrasi kondisi pasar tradisional. (edi prayitno/kontributor Kendal)

BANTUL, AYOYOGYA.COM- Pasar tradisional menjadi lokasi paling tepat, untuk menumbuhkan ekonomi inklusif dan mengubah stigma ndeso kawasan. Hal ini karena menjadi tempat usaha bagi pelaku ekonomi kecil Mulai dari pedagang kecil, pengusaha kecil hingga penjual jasa kecil. Sebagai kelompok yang butuh proteksi dari pemerintah. Agar dapat tumbuh dan berkembang.

Bertolak dari kondisi ini, Pemkab Bantul terus berupaya melakukan revitalisasi pasar tradisional. Agar dapat tumbuh menjadi pusat kegiatan ekonomi. Hal ini disampaikan Bupati Bantul Abdul Halim Muslih. Saat meresmikan pasar Turi Sidomulyo Bambanglipuro Bantul, Kamis (17/11/2022).

Revitalisasi pasar tradisional bertujuan, mengubah citra pasar tradisional yang kumuh, kotor dan bau. Menjadi pasar yang lebih bersih dan nyaman. Supaya jumlah pengunjung meningkat. Barang dagangannya laris dan pendapatannya meningkat. Sehingga ekonomi di tingkat bawah juga tumbuh.

Baca Juga: Bantu IKM Kerajinan dan Batik, BBSPJIKB Kemenperin Gelar Business Matching dan Pelatihan bagi IKM

Selama ini pertumbuhan ekonomi di tingkat bawah kurang mendapat pehatian. Sehingga ekonomi hanya tumbuh di tingkat atas. Sementara ekonomi di tingkat bawah terpuruk karena kalah bersaing. Akibatnya terjadi ketimpangan ekonomi, karena yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin.

"Bila dibiarkan kondisi ini berpotensi menyebabkan beragam gangguan, mulai dari ekonomi bahkan sosial", tegas Bupati Bantul Abdul Halim Muslih.

Langkah ini sebagai implementasi visi ketiga pemerintah kabupaten Bantul. Pendayagunaan potensi lokal dengan penerapan teknologi dan penyerapan investasi, berorientasi pada pertumbuhan ekonomi inklusif.

Untuk mendukung program revitalisasi pasar tradisional. Pemkab Bantul menggalakan program belanja ke pasar tradisional. Dengan mengurangi belanja ke Mall dan pusat perbelanjaan lainnya. Sehingga dapat menggerakkan ekonomi di pasar tradisional.

Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah Perindustrian dan Perdagangan (DKUKMPP) Bantul Agus Sulistyana memastikan, revitalisasi pasar tradisional tidak hanya dilakukan secara fisik. Tetapi juga terhadap sistim manajemen dan perilaku pedagang.

Baca Juga: KSPSI Desak Penetapan UMK Kota Kabupaten Se DIY Diatas Rp3 Juta, Ini Penjelasannya

Terkait revitalisasi bidang fisik yang sangat tergantung dengan anggaran. Baru dilalukan untuk 4 pasar tradisional. Masing - masing pasar Niten, Imogiri, Bantul dan Turi. Pada tahun 2023 pasar Mangiran diusulkan untuk mendapat bantuan revitalisasi fisik dari pemerintah pusat.

Sedangkan revitalisasi manajemen dan perilaku pedagang, sudah dilalukan hampir di semua pasar tradisional. Berupa pemanfaatan pemasaran secara online ,sistim pembayaran non tunai dan penggunaan E - retribusi. Sesuai dengan tuntutan kebutuhan konsumen.

Revitalisasi manajemen dan perilaku pedagang, dilakukan dengan memberi pelatihan bagi pedagang pasar. Dengan harapan, setelah semua pedagang mendapat pelatihan. Maka tinggal menunggu proses revitalisasi secara fisik yang dilakukan secara bertahap.

Melalui proses revitalisasi, diharapkan pasar tradisional dapat kembali menjadi pilihan masyarakat untuk berbelanja. Sebab kondisi fisik dan manajemennya sudah modern. Tidak kalah dengan Mall dan pusat perbelanjaan modern lainnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Rahajeng Pramesi

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X