SLEMAN, AYOYOGYA.COM - Baru saja Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo, mengukuhkan pengurus Forum Petani Milenial Sleman periode 2022-2024.
Kustini mengapresiasi sekaligus mengucapkan selamat kepada Forum Petani Milenial Sleman yang baru dilantik tersebut.
Menurutnya generasi muda tidak perlu lagi merasa malu untuk bertani dan menjadi petani. Bertani, lanjutnya, jika dikerjakan serta dikelola dengan baik, dapat menghasilkan pendapatan yang tak kalah dengan profesi lainnya, bahkan lebih.
Lebih lanjut, ia juga berharap agar petani milenial Sleman dapat membantu mempercepat perkembangan pembangunan di Kabupaten Sleman, khususnya di bidang ketahanan pangan.
Baca Juga: Musim Penghujan Petani dan Pengepul Cabai di Bantul Ambyar! Ini Penjelasannya
“Harapan saya agar keberadaan pertani milenial di Kabupaten Sleman dapat menjadi energi baru dalam percepatan pembangunan pertanian,” ujar Kustini.
Sementara Ketua Forum Petani Milenial Sleman terlantik, sekaligus ketua panitia kegiatan tersebut, Taufik Mawaddi, menyebut kegiatan ini juga sebagai sarana bertemunya petani-petani milenial dari seluruh Sleman.
Dengan begitu diharapkan petani milenial di Kabupaten Sleman mampu saling berkolaborasi dan berkembang bersama.
Ia juga melaporkan kegiatan yang mengambil tema "Gumregah.
Menumbuhkan pengusaha muda pertanian Sleman yang maju, mandiri, dan modern" ini diikuti oleh 500 peserta, yang terdiri dari petani milenial dari 17 kapanewon se-Kabupaten Sleman, penyuluh, dan panitia.
Baca Juga: Ini Cara Geliatkan Budaya Literasi di Kalangan Petani Tradisional di Bantul
Menurut Direktur Polbangtan Yoma, Bambang, pembentukan petani milenial harus dibarengi dengan inovasi dan teknologi baru dalam dunia pertanian.
Hal ini demi meningkatkan efisiensi pekerjaan pertanian, sehingga generasi milenial semakin yakin untuk terjun di dunia pertanian.
“Jika ingin generasi milenial atau bahkan generasi Z terjun ke sektor pertanian, tentu harus ada teknologi masuk. Anak-anak sekarang tidak mau ketika harus berusaha di sektor pertanian secara tradisional seperti bapak ibu kita. Oleh karena itu, inovasi-inovasi pun diusahakan,” jelas Bambang.
Artikel Terkait
Ini Tips Lakukan Gopyokan Hilangkan Hama Tikus Bagi Petani
Rugi Ratusan Juta karena Terendam Banjir, Petani di Parangtritis Biarkan Tanaman Cabai Busuk
Curah Hujan Tinggi Malah Jadi Berkah Petani Cabai di Lahan Pasir Bantul
Nasib Petani Jagung di Sumbermulyo Bantul yang Gagal Panen karena Serangan Hama Tikus
Anomali Cuaca, Bantul Khawatirkan Nasib Petani Cabai