SLEMAN, AYOYOGYA.COM -- Percepatan penurunan angka stunting merupakan salah satu agenda prioritas Nasional untuk mewujudkan sumber daya manusia yang sehat, cerdas, dan produktif.
Pemerintah menargetkan penurunan angka stunting menjadi 14% pada tahun 2024. Hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) menunjukkan prevalensi stunting di Indonesia menurun dari 37,8% (2013) menjadi 24,4% (2021).
Angka prevalensi stunting di DIY saat ini berada di angka 17.3% dan merupakan terendah ketiga secara nasional setelah Bali (10.9%) dan DKI Jakarta (16.8%). Sedangkan prevalensi stunting di Kabupaten Sleman berada di angka 16%.
Baca Juga: Bidan di Sleman Wajib Berkontribusi dalam Percepatan Stunting, Ini Alasannya
Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), dr Hasto Wardoyo SPOg dalam Malam Penggalangan Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS) di Royal Ambarukmo Hotel Minggu petang (4/9/2022) menuturkan gerakan BAAS dilakukan dengan menyasar keluarga berdampak dan beresiko stunting. Sejalan dengan pedoman asuhan gizi anak stunting, setiap anak yang berdampak stunting nantinya akan mendapatkan makanan olahan berprotein tinggi (protein hewani) setiap hari selama 6 bulan berturut-turut untuk memperbaiki status gizinya sehingga resiko stunting bisa dieliminasi secepatnya.
Diperhitungkan bahwa dana yang dibutuhkan berkisar Rp 15.000,00 per anak stunting per hari sehingga untuk intervensi selama 6 bulan dibutuhkan dana sebesar Rp 3.000.000,00 per anak per hari.
"Nantinya, mekanisme pemberian bantuan ini akan dilaksanakan oleh Bintara Pembina Desa (Babinsa) dan Tim Pendamping Keluarga (TPK) di Kabupaten Sleman," jelasnya.
Selain itu, intervensi juga diarahkan dalam bentuk pemberian bantuan material dan non material serta aksi orang tua asuh untuk menurunkan angka stunting secara berkesinambungan.
Baca Juga: Diseminasi Rembug Stunting Sleman, Targetkan Penurunan Kasus di 2024
Targetnya, 40% dari 501 kasus balita stunting dan keluarga beresiko stunting di Kabupaten Sleman, atau sekitar 200 kasus stunting di Kabupaten Sleman tertangani dengan baik melalui program kegiatan donasi ini.
Harapannya, dengan kolaborasi ini mampu mendukung percepatan penurunan angka stunting di Kabupaten Sleman saat ini dari 16% menjadi 9,16% pada tahun 2024. Jika kegiatan ini diproyeksikan meluas ke seluruh kabupaten/kota maka diharapkan mendukung penurunan angka stunting di DIY dari 17,3% di tahun 2021 menjadi 10,16% pada 2022.
Acara Penggalangan Bapak Asuh Anak Stunting ini merupakan kerjasama Kodim 0732 Sleman dengan Perwakilan BKKBN DIY serta didukung oleh Pemerintah Daerah Sleman.
Danrem 072/Pamungkas, Brigjen TNI Puji Cahyono mengaku apresiasi dan bersemangat menjadi BAAS di DIY. Menurutnya penurunan stunting di DIY adalah tanggungjawab seluruh warga DIY.
Baca Juga: Salah Satu Bahaya Rokok, Tingkatkan Potensi Stunting Pada Anak
Artikel Terkait
Penurunan Kasus Stunting Pertengahan 2021 Berjalan Lambat, Ini Solusi BKKBN
Inovasi Turunkan Angka Stunting, Siagakan 600 Ribu Tim Pendamping Keluarga se-Indonesia
Penurunan Angka Stunting Tak Bisa Ditawar, BKKBN Dukung Pelatihan Pelayanan Kontrasepsi
Cegah Stunting, Penuhi Asupan Protein Hewani Sejak Masa Kehamilan
Sekda DIY: Semua Kabupaten/Kota Wajib Anggarkan Pencegahan Stunting