YOGYAKARTA, AYOYOGYA.COM -- Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana BKKBN, Dr Lalu Makripuddin M. Si menyatakan dalam rangka pengurangan program stunting, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyiapkan berbagai inovasi.
Inovasi terbaru yang dilakukan di 2022 yakni pembentukan tim pendamping keluarga, yang jumlahnya mencapai 600 ribu di seluruh Indonesia.
Tim yang terdiri dari bidan, kader KB dan kader PKK. Bertugas mendampingi keluarga beresiko stunting.
Selain itu dilauching juga Elektronik Siap Nikah dan Hamil (Elsimil) yang menjadi inovasi lain BKKBN dalam menurunkan angka stunting.
"Melalui aplikasi ini kondisi calon pengantin dapat terus dipantau. Sehingga dapat segera diambil langkah antisipasi saat muncul gejala - gejala yang berpotensi menyebabkan stunting. Seperti kondisi calon pengantin yang belum siap nikah atau belum siap hamil," jelasnya disela Penutupan Pentaloka Nasional percepatan penurunan Stunting. Di Borobudur Ballroom Ina Garuda Yogyakarta, Jumat (15/7/2022).
Baca Juga: Penurunan Kasus Stunting Pertengahan 2021 Berjalan Lambat, Ini Solusi BKKBN
Elsimil dibentuk karena program ini difokuskan pada pencegahan munculnya kasus stunting baru. Karena balita stunting yang sudah berusia diatas 5 tahun sudah tidak dapat disembuhkan.
Sehingga pencegahan menjadi lebih efektif daripada penyembuhan. Dengan pencegahan munculnya kasus stunting baru, maka pada tahun 2024 akan turun mencapai 14 persen.
Kepala Perwakilan BKKBN DIY Shodiqin SH memastikan, masalah teknis seperti tidak terdapatnya sinyal menjadi kendala untuk mengakses aplikasi Elsimil. Khususnya di beberapa daerah terpencil.
Padahal kesadaran calon pengantin untuk mengisi aplikasi Elsimil cukup tinggi. Kondisi ini menyebabkan tim pendamping keluarga mengalami kesulitan melakukan pemantauan.
Sementara Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dr. Hasto Wardoyo yang berkesempatan menutup acara Pentaloka menyatakan mempersiapkan kehamilan menjadi langkah penting dalam pencegahan stunting.
Sebab kesehatan ibu dan bayi pada seribu hari pertama kehamilan, akan menentukan bayi lahir stunting atau tidak.
Bertolak dari fakta ini, BKKBN menetapkan calon pengantin, pasangan muda dan itu hamil muda sebagai sasaran utama program penurunan stunting.
Melalui pemeriksaan kesehatan calon pengantin, sosialisasi keluarga berencana dan pemantauan ibu hamil. Sehingga dapat mengantisipasi munculnya gangguan kehamilan pada usia kritis. Untuk memastikan bayi yang lahir tidak stunting.