Kolaborasi Jadi Kunci, Inilah Fokus Utama ISMN 2025 di Ranah Media Digital

photo author
- Selasa, 2 Desember 2025 | 17:58 WIB
Kolaborasi Jadi Kunci, Inilah Fokus Utama ISMN 2025 di Ranah Media Digital
Kolaborasi Jadi Kunci, Inilah Fokus Utama ISMN 2025 di Ranah Media Digital

AYOYOGYA.COM -- Peran media sosial sebagai ruang utama pertukaran informasi warga Kota Bandung menjadi pembahasan pokok dalam Indonesia Social Media Network (ISMN) Meet Up Bandung 2025 gagasan Ayo Media Network yang digelar di Nara Park, Selasa, 2 Desember 2025.

Forum yang mempertemukan pengelola akun informasi lokal, kreator digital, dan pemerintah daerah itu menekankan pentingnya kolaborasi untuk menjaga kualitas arus informasi yang kian cepat.

Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Bandung, Yayan Ahmad Brilyana, membuka diskusi dengan menggambarkan perubahan besar dalam cara warga mengonsumsi informasi.

Menurutnya, pergeseran itu membuat pemerintah harus bekerja lebih adaptif agar tidak tertinggal dari dinamika media sosial yang bergerak dalam hitungan menit.

Ia memulai dengan menjelaskan bahwa tingginya akses internet menjadi faktor pendorong utama pertumbuhan konsumsi informasi digital. Kondisi itu, katanya, memengaruhi persepsi publik dan citra kota secara langsung.

"Data APJI, masyarakat Kota Bandung pengguna internetnya 82%. Bandung ini kota jasa. Ketika pemberitaan drop, orang tidak mau ke kota Bandung. Kasihan teman-teman kuliner dan perhotelan. Karena itu saya berusaha meningkatkan pengelolaannya," jelasnya.

Perubahan lanskap informasi itu juga menggeser peta sumber berita yang umum dirujuk warga. Kini, banyak laporan pertama datang dari homeless media—akun informasi lokal yang bergerak tanpa birokrasi redaksi.

Yayan menilai keberadaan kanal tersebut membawa manfaat besar, terutama ketika menyangkut laporan cepat dari warga.

Sebelumnya, ia menyinggung kecenderungan bahwa informasi awal dari media baru berbasis Instagram ini sering kali lebih cepat masuk ke pemerintah dibanding media mainstream atau bahkan laporan struktural kewilayahan.

Karena itu, ia menyebut homeless media sebagai mitra penting dalam memberi alarm dini terhadap kondisi lapangan.

“Tak bisa juga kami menafikan media homeless karena banyak manfaatnya bagi warga Kota Bandung,” ujarnya. “Berita banjir dari mana infonya? Biasanya dari homeless media. Pak Wali langsung datang ke lokasi, kadang camatnya enggak tahu.”

Pemilik akun @infobandungkota, Febry Octapiana menjelaskan bagaimana tekanan kecepatan dan perubahan algoritma membuat pola kerja homeless media semakin menuntut.

Menurutnya, mayoritas pengikut menunggu informasi real-time, terutama saat terjadi kecelakaan, kemacetan, atau gangguan layanan publik.

Ia menggambarkan ritme kerja yang serba cepat, di mana timnya harus merespons laporan warga sambil memverifikasi informasi, sekaligus menyesuaikan konten dengan algoritma platform. Ritme itulah, katanya, yang sering menimbulkan dilema antara ketepatan dan kecepatan.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Gita Esa Hafitri

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X