YOGYA, AYOYOGYA.COM - Dunia perfilman horor Indonesia kembali diramaikan dengan hadirnya film terbaru dari jagat Suzzanna, “Suzzanna: Santet Dosa di Atas Dosa”, yang diperkenalkan dalam gelaran JAFF Market 2025. Film produksi Soraya Intercine Films ini menjadi salah satu proyek horor paling dinantikan, terutama karena menampilkan duet perdana dua bintang besar yaitu Luna Maya dan Reza Rahadian.
Luna Maya kembali dipercaya memerankan sosok legendaris Suzzanna untuk ketiga kalinya. Namun kali ini, perannya disebut lebih personal, emosional, dan sinematik. Film ini tak hanya menjajakan horor dan mistik yang menjadi ciri khas Suzzanna, tetapi juga drama manusia yang kuat tentang kehilangan, pilihan gelap, hingga konsekuensi yang mengguncang nasib para tokohnya.
Memerankan kembali sosok Suzzanna bukan lagi sekadar tugas akting bagi Luna Maya. Ia mengaku beban moralnya justru semakin besar seiring tumbuhnya ekspektasi publik.
“Yang paling berat adalah pastinya memenuhi ekspektasi orang. Karena ketika memerankan sosok legendaris, pasti banyak yang membandingkan,” katanya.
Luna menegaskan bahwa ia tidak berusaha meniru 100 persen sosok mendiang Ratu Horor Indonesia itu.
“Kita sebagai aktor bukan untuk menjadi 100 persen atau meng-copy orang itu. Kita ingin melanjutkan nafas yang sudah diberikan,” ujarnya.
Dia berharap film ini bisa kembali mengenalkan Suzzanna kepada generasi muda.
“Kita ingin supaya generasi sekarang tahu lagi siapa Suzzanna. Kita pengin menghidupkan kembali supaya generasi berikutnya tetap tahu,” kata Luna.
"Paling berat saat memerankan sosok ini adalah memenuhi ekspektasi seseorang karena banyak yang akan mengomparasikannya. Saya tidak bisa 100 persen menjadi Suzzanna. Tapi saya ingin legacy-nya terus berjalan supaya generasi sekarang tahu siapa itu Suzzanna," ujarnya.
Sementara itu, Reza Rahadian memberikan apresiasi besar kepada Luna. Ia mengungkap bahwa komitmen Luna membawa karakter Suzzanna ke tingkat yang berbeda.
“Saya nggak pernah kebayang bagaimana Luna harus datang paling awal, proses make up yang lama sekali. Kalau kita selesai (hapus make up) cuma sret, selesai. Luna masih harus stay, satu per satu piece-nya dibuka,” ungkapnya.
Tak hanya soal proses panjang di balik layar, Reza juga merasakan energi akting Luna yang menurutnya sulit didefinisikan.
“Saya ngerasain energi Luna bermain sebagai Suzzanna itu luar biasa. She gave another perspective of how to become Suzzanna in her own version,” tambahnya.
Reza menegaskan ia menerima proyek ini karena percaya pada kekuatan cerita dan tim yang menggarapnya. “Saya percaya ceritanya. Saya percaya orang-orang di belakang proyek ini,” jelasnya.
Ia juga merasa pertemuannya dengan Luna dalam satu proyek adalah momen yang tepat. “Kami berkawan baik dan baru sekarang bisa kerja bareng. It’s just about time, rasanya,” ungkapnya.
Reza Rahadian mengatakan film ini menghadirkan ketegangan baru yang belum pernah ada pada film-film Suzzanna sebelumnya.
Artikel Terkait
Dari Pesantren ke Layar Lebar, Wamenag Dorong Santri Berkarya Lewat Film Islami
Iko Uwais Persembahkan 'Timur', Buka Babak Baru Film Laga Indonesia
‘Sosok Ketiga: Lintrik’, Film Horor Nusantara dengan Sentuhan Emosional Siap Tayang di Bioskop
RIBA : Film Horor yang Mengingatkan Masyarakat akan Bahaya Riba dan Keserakahan
VMS Studios Ramaikan JAFF Market, Umumkan Empat Film Unggulan untuk 2026
Tayang Tahun Depan, Visinema Hadirkan Nostalgia untuk Generasi Kini Lewat Film Na Willa
JAFF Market 2025: Amar Bank Perkenalkan Platform Bisnis untuk Pelaku Industri Film
VMS Studio Rilis Poster Film Penerbangan Terakhir
Maxstream Bawa Karya Sineas Muda ke JAFF Lewat Tiga Film Pendek
Film Panjang Laut Bercerita Siap Tayang 2026, Adaptasi Besar dari Novel Fenomenal