Didirikan oleh Deddy Irianto, Langgeng bermula sebagai galeri pada tahun 1997 di Magelang, dan kemudian berevolusi menjadi Langgeng Art Foundation (LAF) pada 2010 di Yogyakarta. LAF telah menjadi ruang penting bagi perkembangan seni rupa kontemporer Indonesia, tidak hanya lewat pameran, tetapi juga residensi, diskusi, dan pendidikan publik.
"Kami mendukung penuh pameran ini," ujar Tomi Firdaus dari Langgeng Art Foundation.
Menurutnya, kolaborasi program-program ini menjadi perwujudan semangat Langgeng dalam menciptakan ruang seni yang terbuka, eksperimental, dan membumi. Melalui tiga program utama ini, Langgeng Art Foundation tidak hanya menyajikan karya, tetapi membuka ruang bagi percakapan, persilangan, dan perjumpaan yang tidak selalu pasti. Di tengah lanskap seni yang berubah cepat, Langgeng tetap menjadi medan eksperimentasi dan ketegangan yang penting: di antara estetika dan tubuh, antara imajinasi dan pengalaman nyata.
Pameran ini terbuka untuk umum dan dapat dikunjungi setiap hari. Semua program tidak dipungut biaya, memberi kesempatan bagi siapa saja untuk datang, merasakan, dan turut serta dalam dialog yang sedang berlangsung dari ruang galeri hingga ruang sosial kita bersama.***
Artikel Terkait
Peringati Hari Pariwisata Dunia, Bantul Gelar Pertunjukan Seni di YIA
GKR Hemas Hadiri Pameran Seni Peringatan HUT SMAN 1 Jetis Bantul
Siapkan Wadah Ekspresi Seni dengan Serentak Bikin Mural di Fly Over Janti Sleman
Awal Pekan, Jadwal KRL Jogja-Solo Hari Ini Seni 5 Desember 2022, Berangkat dari Stasiun Tugu Yogyakarta
Liburan Nataru, Simak Jadwal Atraksi dan Pentas Seni di Sleman
Lestarikan Seni dan Budaya, Hibah Alat Musik Tradisional Solusinya
Jogja Bertanjak, Kolaborasi Antar Budaya dan Ikon Seni Indonesia
Usung Tema 'Trilogia', Ratusan Karya Seni Cetak Grafis Dipajang di ISI Yogyakarta
Fazzio Modifest Jogja: Kanvas Putih yang Disulap Jadi Karya Seni Roda Dua
Artotel dan PJF 2025: Harmoni Seni, Musik, dan Pertumbuhan Ekonomi