Tak putus asa, Eko kembali berlari menyisir stadion dan bertemu Steward (pengamanan penyelenggara pertandingan).
Evakuasi pun dilakukan, dan dipastikan ada ratusan Aremania telah meninggal bertumpukan di Gate 13 tersebut.
"Di bawah banyak anak- anak dan perempuan bertumpukan," ingat Eko.
Tragedi Kanjuruhan terjadi pasca laga BRI Liga 1 antara Arema FC vs Persebaya Surabaya berakhir dengan skor 2-3.
Aremania yang tak puas dengan hasil itu masuk ke lapangan dan terlibat kericuhan dengan aparat kepolisian.
Polisi lantas melepaskan tembakan gas air mata ke arah tribun untuk membubarkan massa. Suporter yang panik lantas berdesakan keluar sehingga mengalami sesak nafas dan kekurangan oksigen.
Artikel Terkait
PSSI Dukung Penuh Pihak Kepolisian Usut Tuntas Tragedi Kanjuruhan
Waduh! Korban Meninggal di Tragedi Kanjuruhan Bertambah Jadi 174 Orang
Tembakan Gas Air Mata di Kanjuruhan, Bukti Lemahnya Sistem Keamanan Aparat
Tragedi Kanjuruhan Malang Telan Ratusan Jiwa Korban Tewas, Cek 10 Fakta Berikut
Bentuk Empati Tragedi Kanjuruhan Malang, Radot Valentino Jebret Mundur
Miris! Ibu Banting Tulang Cari Nafkah di Jakarta, sang Anak Tewas pada Tragedi Kanjuruhan
YLBHI Minta Negara Harus Bertanggung Jawab Soal Penggunaan Gas Air Mata di Stadion Kanjuruhan
Respon Bos PSIM Jogja Pasca PT LIB Hentikan Sementara Liga 2 Buntut Tragedi Kanjuruhan
Buntut Tragedi Kanjuruhan, Kapolri Copot 9 Perwira di Polres Malang
Buntut Cuitan Soal Tragedi Kanjuruhan, JPW Desak Copot Kapolsek Srandakan Bantul