Menag berbagi sejumlah praktik baik yang dilakukan Kementerian Agama dalam satu tahun terakhir terkait dengan pemberdayaan masjid. Masjid Istiqlal misalnya, tidak hanya ramah kepada jamaahny, tapi juga ramah lingkungan.
Masjid Istiqlal ini menjadi tempat ibadah pertama di dunia yang meraih sertifikat pengakuan atas penerapan prinsip-prinsip bangunan hijau (green building), yang terkait penghematan energi dan keberlanjutan lingkungan.
Sertifikat sebagai The Excellence in Design for Greater Efficiencies (EDGE) diberikan oleh International Finance Corporation (IFC), lembaga keuangan dan manajemen aset yang bernaung di bawah Bank Dunia.
Masjid Istiqlal juga menerapkan daur ulang air wudu para jamaah untuk dimanfaatkan kembali sebagai air yang digunakan untuk menyiram tanaman dan menyemprot debu di lingkungan masjid
“Terobosan lain yang dilakukan Kemenag adalam membantu 4.450 UMKM dengan pinjaman tanpa bunga _(qardul hasan)_ melalui program Masjid Berdaya Berdampak atau MADADA,” sebut Menag.
“Selain menyalurkan bantuan operasional dan pembangunan 647 Masjid atau Musalla, Kemenag juga meningkatkan kompetensi 1.350 Takmir Masjid, tidak hanya dalam kegiatan peribadahan, tapi juga pemberdayaan ekonomi,” sambungnya.
MABIMS adalah wadah berhimpun Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura. Dijelaskan Menag, negara anggota MABIMS memiliki visi dan strategi keagamaan yang selaras satu sama lain.
Brunei Darussalam, dengan falsafah Melayu Islam Beraja, terus memperkukuh sistem pendidikan Islam dan memperluas peranan masjid sebagai pusat tamadun dan perpaduan ummah.
Malaysia, melalui visi Malaysia MADANI, menekankan pembangunan berteraskan nilai kemampanan, kesejahteraan, daya cipta, hormat, keyakinan, dan ihsan yang berlandaskan maqasid syariah.
Sementara Singapura, melalui Religious Harmony and Community Resilience Strategy, menampilkan wajah Islam yang inklusif, moderat, dan bersahabat di tengah masyarakat plural.
Indonesia, kata Menag, menegaskan komitmennya melalui gagasan Moderasi Beragama dan Trilogi Kerukunan Jilid II, yaitu kerukunan antarsesama manusia, kerukunan manusia dengan alam semesta, dan kerukunan manusia dengan Tuhan.
Konsep ini meneguhkan keseimbangan antara keimanan, kemanusiaan, dan lingkungan, dengan tujuan mewujudkan harmoni sosial dan perdamaian di tengah keberagaman suku, ras, dan agama.
“Trilogi Kerukunan menegaskan bahwa agama harus menjadi sumber harmoni sosial dan kemaslahatan bersama,” ujar Menag.
Menag menyoroti pentingnya menjadikan empat strategi keagamaan MABIMS sebagai paradigma bersama untuk memahami realitas keagamaan yang kompleks, memperkuat perjumpaan lintas iman, serta membangun solidaritas umat Islam di kawasan Asia Tenggara.
Di era digital saat ini, lanjut Menag, teknologi dapat menjadi instrumen efektif untuk mempromosikan koeksistensi damai dan kolaborasi lintas agama.
Artikel Terkait
SMA 7 Surakarta dan SMK Warga Bawa Pulang Trofi di Fazzio Youth Festival Solo
Lindungi Konsumen dari Pangan Berisiko, BGN Tingkatkan Kompetensi Penjamah Pangan
Menpan RB Dukung Langkah Kemenag, Izin Ditjen Pesantren Segera Disetujui Presiden
Baki Restaurant Suguhkan Fusi Kuliner Nusantara dengan Nuansa Elegan dan Modern
Ratusan Siswa Keracunan MBG, Sistem Masak dan Distribusi di SPPG Perlu Dibenahi
Soal Tuntutan Penambang Progo, BBWS Serayu Opak Berpegang pada Regulasi
Ajakan Damai dari Kepala Suku Puncak, Minta Warga Puncak Tak Terprovokasi dan Fokus pada Perdamaian
BEI Gelar CMSE 2025, Dorong Inklusi Pasar Modal untuk Masa Depan Ekonomi Bangsa
Superindo Community Festival, Wujud Dukungan pada UMKM dan Pemberdayaan Perempuan
Doa dalam Nada, Grego Julius Persembahkan 22 Lagu dalam Konser Orkestra Syukur