Kesehatan Mental Penting untuk Bentuk Keluarga Berkualitas, Ini Penjelasannya!

photo author
- Jumat, 21 Oktober 2022 | 20:00 WIB
Kepala BKKBN dr Hasto Wardoyo saat menjadi pembicara di UGM. (Istimewa.)
Kepala BKKBN dr Hasto Wardoyo saat menjadi pembicara di UGM. (Istimewa.)

SLEMAN, AYOYOGYA.COM- Kesehatan mental memiliki peran yang penting dalam pembentukan keluarga berkualitas. Sehingga persiapan mental sangat dibutuhkan sebelum memasuki pernikahan. Kepala BKKBN Pusat Hasto Wardoyo menyampaikan pernyataan ini. Pada seminar Keluarga Sebagai Tameng Kesehatan Mental, Jum'at (21/10/2022).

Berdasarkan Indeks Pembangunan Keluarga yang disusun BKKBN. Terdapat 3 dimensi untuk mengukur kualitas keluarga. Meliputi dimensi Ketentraman, Kemandirian dan Kebahagiaan, yang membutuhkan kesehatan mental untuk mewujudkannya. Selain kesehatan fisik yang relatif lebih mudah diupayakan.

Baca Juga: Hadapi Resesi, Fakultas Ekonomi UMBY Beri Pelatihan dan Seminar Pasar Modal

Namun upaya mewujudkan kesehatan jiwa, menghadapi kendala naiknya angka mental emosional disorder. Berdasarkan data, angka mental emosional disorder pada tahun 2022 mencapai 9,8 persen. Mengalami peningkatan signifikan dibanding tahun 2021 6,1 persen

Kondisi ini diduga menjadi salah satu penyebab tidak optimalnya program kependudukan. Karena salah satu dampak dari mental emosional disorder adalah kawin dalam usia yang belum matang secara mental. Sebagai akibat mengenal hubungan seks terlalu dini.

Secara fisik kondisi ini sangat berpotensi memunculkan gangguan pada proses persalinan. Dengan dampak terburuk berupa kematian bayi dan ibu pada proses persalinan. Bila proses persalinan lancar dipastikan bayi akan mengalami stunting atau gizi buruk.

Baca Juga: BKKBN DIY Wisuda Lansia S3 dan S2, Ini Penjelasannya!

Pernikahan dengan mental yang belum matang, juga menjadi penyebab kasus perceraian yang tinggi saat ini. Sebab berdasarkan data, alasan sebagian besar kasus perceraian adalah cekcok yang berkepanjangan Karena kurang matang dalam menghadapi masalah. Disusul alasan ekonomi dan perselingkuhan.

Sebagai bentuk tanggung jawab, BKKBN tetap berupaya menyiapkan kesehatan mental calon pengantin. Agar kriteria dalam indeks pembangunan keluarga terpenuhi. Salah satunya melalui tri bina, meliputi bina keluarga balita, bina keluarga remaja dan bina keluarga lansia.

Melalui program tri bina pembangunan kesehatan jiwa dilakukan dalam setiap tahapan kehidupan manusia. Dengan harapan setiap warga negara tidak mengalami gangguan mental. Sebagai salah satu indikator dalam indeks pembangunan keluarga.

BKKBN juga meluncurkan program Genre (Generasi Berencana). Sebagai bentuk perubahan kebijakan untuk mengikuti dominasi remaja dalam struktur demografi penduduk. Agar pesan yang disampaikan lebih diterima, bila disampaikan oleh rekan sebayanya.

Terbaru BKKBN meluncurkan program pendamping keluarga. Dengan menempatkan 3 personil di setiap desa. Personil pendamping keluarga yang terdiri dari tenaga kesehatan, penyuluh KB dan tokoh masyarakat. Diharapkan dapat memberikan pengawasan yang lebih melekat terhadap setiap keluarga.

Baca Juga: Kisah Mbah Parto Wisuda di Umur 85 Tahun, Sumeh lan Sumeleh Jadi Kunci Panjang Umur

Kepala Center of Publik Mental Health Fakultas Psikologi UGM Dr Diana Setyowati menilai, masih terbatasnya pemahaman masyarakat terkait kesehatan mental. Menjadi kendala utama, untuk mencapai target Indonesia Sehat Mental pada tahun 2023.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Rahajeng Pramesi

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X