Ngenes! Terendam Air, Ratusan Hektar Tanaman Cabai di Parangtritis Bantul Gagal Dipanen

photo author
- Selasa, 11 Oktober 2022 | 16:45 WIB
Ilustrasi Cabai Hijau. Petani Cabai di Kawasan Parangtritis gagal panen menyusul terendamnya tanaman cabai kawasan Bantul. (Istimewa.)
Ilustrasi Cabai Hijau. Petani Cabai di Kawasan Parangtritis gagal panen menyusul terendamnya tanaman cabai kawasan Bantul. (Istimewa.)

BANTUL, AYOYOGYA.COM- Petani cabai di kawasan Parangtritis kali ini harus menelan pil pahit akibat cuaca yang tak menentu. Hal ini karena ratusan hektar lahan cabai hijau besar yang berada di Bulak Kretek hingga Bulak Depok, Kalurahan Parangtritis, Kapanewon Kretek, Kabupaten Bantul gagal panen akibat terendam air akibat hujan yang berlangsung beberapa hari terakhir ini. Akibat kejadian tersebut para petani diperkirakan mengalami kerugian hingga ratuan juta rupiah.

Salah satu petani cabai di Kapanewon Kretek, Kismanto mengatakan hujan lebat yang berlangsung satu pekan yang lalu menjadi awal bencana bagi petani cabai hijau besar di Kalurahan Parangtritis.

Baca Juga: Nasib Petani Jagung di Sumbermulyo Bantul yang Gagal Panen karena Serangan Hama Tikus

"Luapan air akibat hujan lebat tidak bisa dibuang ke sungai akibat ketinggian lahan dengan sungai lebih tinggi sungainya sehingga luapan air tidak bisa dibuang dan terus menggenangi lahan cabai,"ujarnya, Selasa (11/10/2022).

Saat itu para petani masih berharap hujan lebat akan berhenti sehingga genangan air cepat menyusut namun anomali cuaca justru hujan terus berlangsung meski dengan intensitas tidak tinggi. Namun kondisi itu menyebabkan genangan air terus terjadi di lahan cabai.

"Tanaman cabai itu kalau tergenang air satu atau dua hari masih bisa bertahan namun jika lebih dari dua hari dipastikan mati tanaman cabainya. Sebab tanaman cabai tidak tahan terhadap air yang berlebihan,"ujarnya.

Baca Juga: 5 Selebritis yang Punya Usaha Resort dan Hotel, Salah Satunya Hotman Paris

Setelah satu pekan tergenang air kata Kismanto, petani mulai melihat tanaman cabai hijau besar yang sudah siap panen ini daunnya mulai layu dan menguning. Sedangkan buah cabai besar hijau yang siap panen juga mulai rontok yang merupakan tanda awal tanaman cabai akan mati.

"Toh kalau cabai tetap dipanen kualitasnya buruk dan hanya dihargai oleh pedagang sangat murah. Per kilonya hanya laku Rp 2.500 sehingga petani membiarkan tanaman cabai mati dari pada merugi banyak ketika memaksakan untuk memetik buah cabai,"tandasnya.

Meski tanaman cabai merupakan tanaman tumpang sari dengan bawang merah, namun biaya untuk memelihara cabai butuh dana yang cukup banyak sehingga petani juga merugi banyak.

Baca Juga: Link Nonton Laga Bank Jatim vs Petrokimia Livoli Divisi Utama 2022 Siang Ini 11 Oktober 2022

"Biasanya, keuntungan berjualan bawang merah digunakan untuk memelihara tanaman cabai dengan harapan mendapatkan tambahan keuntungan. Namun harapan itu tinggal harapan. Untung dari jualan bawang merah habis untuk memelihara cabai. Sementara tanaman cabai gagal panen,"ucapnya.

"Kalau hitungan impas saja ndak papa, lah kalau ini petani kehilangan keuntungan jualan bawang merah dan masih nombok lagi,"tambah pria yang punya pekerjaan pokok sebagai anggota Polri Polsek Kretek ini.

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Rahajeng Pramesi

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X