MAGELANG, AYOYOGYA.COM - Wakil Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), KGPAA Paku Alam X dan Direktur Jenderal Kebudayaan Hilmar Farid PhD, bertemu perwakilan masyarakat adat seluruh Indonesia di Kompleks Kepatihan Yogyakarta.
Pertemuan ini merupakan rangkaian Ruwat Nusantara bagian dari agenda G20 bidang kebudayaan yang dilaksanakan di kawasan Candi Borobudur Magelang Jawa Tengah, 12-13 September 2022 mendatang.
Baca Juga: Festival Kampung Lemper Sanden, Upaya Lestarikan Warisan Budaya
Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X dalam sambutan yang dibacakan KGPAA Paku Alam X menyebut, dalam tradisi Jawa ruwatan bagian utama dari selamatan.
Selain tujuan utamanya memohon perlindungan-Nya, juga memuat ajaran perencanaan bahwa dalam ubarampe selamatan terkandung pensan, jangan lupa memperhitungkan rasio input dan output yang optimal dan efisien.
Direktur Jenderal Kebudayaan Hilmar Farid mengungkapkan, sebelumnya ada Ruwat Nusantara di berbagai tempat di seluruh Indonesia yang dilakukan para pemangku adat dan penghayat kepercayaan.
Baca Juga: Lewat Seni dan Budaya untuk Pererat Kerukunan Beragama
Kini mereka berkumpul, sebagai rasa syukur dan doa agar kebudayaan bisa berkontribusi terhadap kelestarian bumi.
"Tema yang dipilih dalam pertemuan menteri bidang kebudayaan G20 adalah kebudayaan untuk bumi lestari. Di sini saat yang tepat untuk menyampaikan bahwa tema ini dipilih tidak lain karena inspirasi datang dari Bapak Ibu sekalian yang hadir di sini. Penghayat kepercayaan dan masyarakat adat sesungguhnya memberi inspirasi. Harapan saya tidak hanya tak untuk Indonesia, juga bagi dunia," terang Hilmar.
Ditambahkan Hilmar, maksud kedatangan ke Bangsal Kepatihan Yogyakarta, karena peserta datang dari seluruh Indonesia, ingin kula nuwun. Juga minta doa agar acara di kawasan Borobudur Magelang (12-13/9) berjalan lancar.
Baca Juga: Upaya Melahirkan Generasi Cinta Budaya, Eduwisata Pembatik Cilik Gilangharjo Dibentuk
Salah satu masyarakat adat asal Bengkayang Kalimantan Timur, Gunawan, mengaku sangat senang terlibat di acara Ruwat Nusantara ini. Menurutnya, kegiatan ini bagian dari melestarikan adat dan budaya.
"Ini salah satu tugas kita sebagai warga negara terkait G20," ucap Gunawan.
Menuju kompleks Kepatihan para perwakilan masyarakat adat menggunakan pakaian adat masing-masing, berangkat dengan andong. Sejumlah 30 andong disiapkan untuk mengantarkan 100 orang perwakilan masyarakat adat seluruh Indonesia.
Artikel Terkait
Pemerintahan Desa Banaran Ajak Masyarakat Bangkitkan Seni dan Budaya
Budaya Sinoman? Mari kita simak informasinya
Tradisi Minum Teh di Jepang, Mengenal Tradisi Budaya Chanoyu
Renungan HUT ke-77 Kemerdekaan RI: Identitas Budaya untuk Membangun Bangsa
Dorong Inovasi Seni dan Budaya, bank bjb Dukung Ubud & Beyond Festival 2022