Lebih jauh, Rie menyatakan bahwa perjuangan pengemudi ojol bukan untuk kemewahan, melainkan untuk kehidupan yang layak.
"Itu saja sudah cukup membuat pengemudi ojol tetap setia menjadi bagian penggerak dari ekonomi digital Indonesia," papar Rie.
Ia menambahkan, ketika kesejahteraan pengemudi meningkat, dampaknya akan terasa luas pada perekonomian nasional.
"Jika kami diberi kesejahteraan dan perlindungan, kami akan menjadi mitra yang kuat bagi negara dalam mendorong penguatan ekonomi rakyat dan menyongsong Indonesia Emas 2045,” tambah Rie.
Selain tuntutan terkait regulasi dan tarif, FOYB juga meminta penghapusan tiga fitur dalam aplikasi yang dianggap merugikan pengemudi, yaitu program slot, fitur aceng/goceng, dan double order.
Menurut FOYB, fitur-fitur tersebut memperberat beban kerja pengemudi tanpa seimbang dengan pendapatan yang diperoleh.
"Kita tidak bisa terus membiarkan mereka diatur oleh sistem algoritma tanpa ada perlindungan dari negara. Ini bukan hanya soal pekerjaan. Ini hak warga negara untuk hidup layak,” pungkasnya. **
Artikel Terkait
Efek BTS Meal, Driver Ojol Rela Antre Panjang dan Kepanasan demi Pelanggan
Biaya Operasional Driver Ojol Membengkak selama PPKM Darurat
Gandeng Ojol Lewat Inovasi Adek Manja, Pengiriman KTP dan KIA di Klaten Jadi Lebih Mudah
Viral Driver Ojol di Jogja Kirim Foto Kemaluan ke Pelanggan, Polisi: Punya Kondisi Mental yang Kurang
Syarat dan Cara Daftar Driver Ojol AirAsia Ride, Disebut Akan Segera Buka di Indonesia
Fakta-Fakta Terduga Teroris yang Ditangkap di Sleman: Duda, Sopir Ojol dan Berafiliasi dengan ISIS
Kronologi Pemukulan Ojol di Palembang, Ditinju Beberapa Kali Setelah Selesaikan Order 11rb
Terungkap! Pelaku Pemukulan Ojol di Palembang, Identitas dan Alamat Lengkapnya!
Bak Pertanda dari Tuhan, Momen Lady Nayoan Tahu Perselingkuhan Suami Lewat Aplikasi Ojol
KSPSI Sebut Sudah Saatnya Ojol Dapat Hak Pekerja dan Perlindungan Sosial