Penelitian senyawa antikanker dan antidiabetes ini berasal dari bahan alam Indonesia, termasuk Echinacea purpurea, Anggur Laut, dan Bawang Dayak.
Echinacea purpurea adaah tanaman yang memang dibudidayakan di Indonesia dan Anggur Laut banyak ditemukan di wilayah pesisir Indonesia.
Sementara, Bawang Dayak merupakan tanaman asli Indonesia, terutama di Kalimantan, dengan ketersediaan yang cukup tinggi untuk pengembangan lebih lanjut.
Senyawa bioaktif dari bahan alam ini memiliki potensi untuk mencegah kanker dengan menghambat proliferasi sel kanker, menginduksi apoptosis, atau menghambat jalur sinyal kanker.
Baca Juga: Santer Disebut Ada Investor yang Tertarik, Peluang Korban PHK Sritex Dipekerjakan Kembali Muncul
“Senyawa antidiabetes itu bisa mengatur insulin receptor (IR), GLP-1R atau Glucagon-Like Peptide-1 Receptor dan PPARs atau Peroxisome Proliferator-Activated Receptors untuk meningkatkan sensitivitas insulin dan metabolisme glukosa,” beber dia.
Adapun Bawak Dayak atau Eleutherine bulbosa dikenal mengandung senyawa seperti eleutherin, isoeleutherin, dan flavonoid, yang telah dilaporkan memiliki aktivitas antikanker dan antidiabetes.
Menjelaskan perkembangan penelitian yang sedang berlangsung, Fahrul mengungkapkan bahwa riset saat ini berada pada tahap karakterisasi senyawa baru.
Dengan pendekatan metabolomik dan proteomik, timnya berupaya mengidentifikasi senyawa bioaktif yang berpotensi digunakan dalam pengobatan.
Lebih lanjut, penelitian ini dilakukan melalui tiga pendekatan utama.
Pertama, metode in silico menggunakan molecular docking dan dynamic simulation untuk memprediksi bagaimana interaksi senyawa dengan target molekuler.
Kedua, tahap in vitro dilakukan dengan menguji senyawa tersebut pada kultur sel guna mengonfirmasi efektivitasnya, terutama dalam menghambat pertumbuhan sel kanker dan mengontrol kadar gula darah.
Ketiga, penelitian memasuki tahap in vivo dengan menggunakan hewan model. Pada tahap ini, tim mengevaluasi efektivitas serta keamanan senyawa sebelum melangkah lebih jauh ke uji klinis pada manusia.
“Tantangannya adalah isolasi dan identifikasi senyawa. Senyawa bioaktif sering ditemukan dalam jumlah kecil dan memerlukan teknik ekstraksi canggih seperti UAE (Ultrasound-Assisted Extraction) dan MAE (Microwave-Assisted Extraction). Uji in vitro juga perlu dikonfirmasi lebih lanjut dengan uji in vivo,” papar dia menjawab tentang tantangan penelitian.
Tak hanya itu, Fahrul menilai, pasokan bahan baku yang berkelanjutan untuk proses industri bakal menjadi tantangan tersendiri.
Artikel Terkait
'Pray for Puncak' Menggema di Medsos usai Insiden Banjir Bandang Kawasan Bogor
Band Sukatani Tolak Tawaran Jadi Duta Polri dan Penjelasan Pemecatan Vokalis Band dari Profesi Guru
Akomodir Perjalanan Pemudik, KAI Bandara YIA Siapkan 264 Ribu Tiket di Masa Angkutan Lebaran
Harga Tiket Pesawat Domestik untuk Mudik Lebaran 2025 Turun Hingga 14 Persen, Catat Jadwal Terbang dan Periode Pembeliannya