MAGELANG, AYOYOGYA.COM - Masyarakat adat dan penghayat kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa mengunjungi Pasar Wigati di Dusun Kranggan Ringinputih Desa Wringinputih Borobudur Magelang Jawa Tengah.
Pasar Wigati merupakan pasar budaya rakyat yang dibuka pada waktu tertentu. Lokasinya di tengah dan di bawah rimbunnya rumpun bambu. Di tempat ini para tamu yang merupakan wakil seluruh Indonesia dijamu makanan tradisional masyarakat dan pentas jatilan.
Berbagai pelatihan dan pengenalan pengetahuan, seperti membuat mainan anak dari barang bekas dan bambu, sejumlah jamu tradisional Jawa, serta berbagai sesaji upacara ritual tradisi.
Baca Juga: Sudah Lama Punah dan Kini Mulai Dihidupkan, Ruwatan Murwokolo Nusantara 2022 Kembali Digelar
Selama tiga jam peserta Ruwat Nusantara itu menikmati kesejukan dan kedamaian Pasar Wigati sambil menyantap hidangan yang disediakan, dan menikmati pertunjukan seni masyarakat.
Direktur Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat Kemendikbud Ristek RI, Sjamsul Hadi SH MM menilai, Desa Wringinputih memiliki budaya spiritual cukup kuat. Para masyarakat adat dan penghayat kepercayaan diharap bisa belajar bersama.
"Dalam kembali pulih setelah dua tahun hadapi pandemi, kawasan Borobudur menyatu dengan alam. Bahan makanan manfaatkan tanaman. Juga meminimalkan keberadaan plastik. Ini melestarikan kearifan lokal," kata Sjamsul Hadi.
Baca Juga: Ritual di Sungai Progo Magelang Diikuti Peserta Ruwat Nusantara dari Masyarakat Adat
Beberapa tamu tampak riang ikut menari jatilan dan ikut njatil dengan kuda kepang terbuat dari pelepah daun pisang, mainan khas anak-anak desa.
Penanggungjawab Ruwat Nusantara, Julianus Limbeng mengaku para peserta Ruwat Nusantara yang diajak mengunjungi desa-desa di Borobudur dan melihat ritual tradisi, sangat puas.
"Semoga bisa menginspirasi setelah mereka pulang. Bisa dimanfaatkan. Bisa memberi cakrawala, pengetahuan dan pengalaman baru saat pulang ke kampung masing-masing," papar Julianus Limbeng, Kepala Pokja Masyarakat Adat Kemendikbud Ristek RI.
E Suhendri Wijaya, Ketua Adat Kasepuhan Cipta Mulya Banten, berharap silaturahmi dengan mengumpulkan komunitas adat di Borobudur Magelang, terus terjalin demi lestarinya adat tradisi.
Baca Juga: Yuk! Kenalan Dengan Tradisi Unik di Nusantara, Mulai Ruwat Keris Hingga Manten Sapi
"Sebagai ketua adat, adat tradisi budaya kami mempertahankan ketahanan pangan. Tanam padi setahun sekali di ladang dan sawah. Tiap tahun ada acara adat," terang Abang E Suhendri yang mengakui ritual adat yang disaksikan di beberapa lokasi di Borobudur Magelang memunculkan kesimpulan, budaya Indonesia sangat beragam.
Artikel Terkait
Danlanud Adisutjipto Pimpin Upacara Kenaikan Pangkat dan Tradisi Terbang Solo Sekbang TNI
Tradisi Minum Teh di Jepang, Mengenal Tradisi Budaya Chanoyu
Ritual Cukur Gimbal, Tradisi Unik di Dieng yang Jadi Potensi Wisata
Mengenal 5 Tradisi Ekstrem di Indonesia, Mulai Potong Jari hingga Kerik Gigi
Bagian Tradisi, Jelang Kompetisi PSIM Ziarah ke Makam Raja Mataram Imogiri Bantul