AYOYOGYA.COM -- Badan Gizi Nasional (BGN) menyampaikan apresiasi kepada aparat kepolisian yang berhasil mengungkap dugaan produksi ompreng Makan Bergizi Gratis (MBG) palsu di sebuah ruko kawasan Jakarta Utara pada akhir pekan lalu.
Wakil Kepala BGN, Nanik Sudaryati Deyang, menyatakan rasa terima kasih atas langkah cepat kepolisian dalam menindak kasus tersebut.
Menurutnya, tindakan tegas seperti ini sangat penting untuk menjaga kepercayaan publik terhadap program MBG.
“Kami berterima kasih kepada penyidik kepolisian yang telah mengungkap kasus dugaan produksi ompreng MBG palsu ini,” ujar Nanik di Jakarta, Senin, 3 November 2025.
Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasatreskrim) Polres Metro Jakarta Utara, AKBP Ongkoseno, menjelaskan bahwa pengungkapan kasus ini berawal dari laporan masyarakat.
Informasi tersebut menyingkap adanya dugaan penggunaan label Made in Indonesia palsu, label SNI palsu, serta logo BGN yang dicantumkan tanpa izin pada produk ompreng yang beredar.
“Informasi ini kami tindaklanjuti berdasarkan aduan masyarakat. Dari sana terungkap adanya indikasi kuat pemalsuan label dan penggunaan logo resmi tanpa izin,” ungkap Ongkoseno.
Dalam pernyataannya, Nanik menegaskan bahwa seluruh ompreng yang digunakan dalam program MBG wajib terbuat dari stainless steel 304 (SS 304).
SS 304 memiliki komposisi 18% kromium, 8% nikel, dan besi sebagai elemen utama. Kombinasi ini menjadikan material tersebut tahan karat dan korosi, sehingga aman digunakan untuk peralatan makan dan memasak.
“Komposisi stainless steel 304 memberikan ketahanan terhadap karat dan korosi, menjadikannya aman untuk peralatan makan,” jelas Nanik.
Ia menambahkan bahwa SS 304 tidak bersifat toksik dan tidak bereaksi dengan makanan atau minuman. Oleh sebab itu, material ini memenuhi standar kesehatan dan keselamatan pangan yang ketat dalam program MBG.
“Semua peralatan makan, termasuk ompreng dan perlengkapan dapur, harus sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan,” tegasnya.
Menurut penyelidikan sementara, kepolisian menduga bahwa produk ompreng palsu tersebut diimpor dari China. Setelah tiba di Indonesia, produk itu diberi label palsu bertuliskan Made in Indonesia, seolah-olah merupakan hasil produksi dalam negeri.
“Kami masih menelusuri asal-usul dan komposisi ompreng MBG yang beredar di pasaran. Dugaan awal menunjukkan produk ini berasal dari impor,” kata Ongkoseno.
Artikel Terkait
Menu MBG saat Ramadan Dinilai Minimalis, Kepala BGN Bahas Soal Kandungan Gizi
BGN Bantah Adanya Tindak Korupsi di Program MBG, KPK Sampaikan Asal Informasinya
Viral Gaji Staf SPPG Nunggak Selama 3 Bulan, Ketua BGN Minta Maaf dan Sampaikan Alasan Ini
Lindungi Konsumen dari Pangan Berisiko, BGN Tingkatkan Kompetensi Penjamah Pangan
Program MBG Jadi Nyata, BGN Bangun Ribuan Pusat Layanan Gizi di Seluruh Indonesia
Ombudsman Apresiasi Komitmen BGN Bangun Zona Integritas Sejak Dini
Setiap Piring Diawasi! BGN Pastikan Program MBG Transparan Lewat Laporan Visual Terpadu
Aturan Baru BGN: SPPG Tak Boleh Dibangun Dekat TPA, Ini Alasan dan Standarnya
BGN Dorong Standar Keamanan Pangan Melalui Bimbingan Teknis Nasional
Program MBG Harus Bebas Masalah! BGN Ingatkan SPPG Soal Akuntabilitas