BANTUL, AYOYOGYA.COM - Kabupaten Bantul termasuk wilayah rawan aksi terorisme.
Hal ini menyusul terdapatnya 21 napi terorisme dan eks terorisme di Bantul. Jumlah terbesar di DIY dibanding 3 kabupaten dan kota lainnya.
Kompol Pranoto Pambudi Utomo dari Densus 88 Polda DIY mengajak semua elemen masyarakat, untuk bersama - sama mencegah munculnya aksi Intoleransi, Radikalisme dan Terorisme ni. Karena ketiganya menjadi musuh bersama, dalam upaya menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
Baca Juga: PPATK Temukan Aliran Dana ACT ke Terduga Teroris, Tujuan Transaksi Masih Dikaji Lebih Dalam
Salah satunya melalui sarasehan yang digelar Polres Bantul. Dengan harapan masyarakat mengetahui bahaya Intoleransi, Radikalisme dan Terorisme. Melakukan upaya pencegahan dan dapat mengenali indikasi kemunculan ketiga aksi ini. Serta dapat mengambil langkah bila menemukan indikasi Intoleransi, Radikalisme dan Terorisme.
Upaya dari masyarakat ini, dibutuhkan untuk mendukung langkah pemerintah dalam mencegah kemunculan ketiga aksi berbahaya ini. Antara lain dengan mengeluarkan regulasi untuk mencegah perkembangan tiga faham ini. Selain kemudahan pemberian sangsi hukum. Sebagai bentuk efek jera bagi pelaku.
Pencegahan munculnya aksi Intoleransi , Radikalisme dan Terorisme di Bantul mulai menunjukan hasil. Menyusul tidak terdapatnya aksi terorisme pads tahun 2022. Padahal pada tahun sebelumnya, tetap muncul aksi terorisme di tengah Pandemi. Kondisi ini, menjadi modal berharga untuk pelaksanaan G-20 dan agenda kenegaraan lainnya.
"Suasana yang kondusif, juga dapat mendukung kelancaran pelaksanaan pemilu 2024",jelas Kompol Pranoto Pambudi Utomo.
Baca Juga: LPSK Usul Tanggal 21 Agustus Jadi Hari Korban Terorisme Nasional
Pada kesempatan tersebut Densus 88 Mabes Polri juga memaparkan wilayah - wilayah yang rawan terorisme. Meliputi Kapanewon Sewon, Kasihan, Jetis dan Pleret. Sehingga warga dan pemangku wilayah tersebut dapat meningkatkan kewaspadaan. Untuk mempertahankan status Zero Terorisme di tahun 2022.
Berdasarkan data, 30 persen pelaku terorisme berasal dari luar Bantul. Sebab wilayah kabupaten Bantul, menjadi pilihan bagi pelaku terorisme untuk mengembangkan jaringannya. Menyusul tersedianya berbagai fasilitas untuk mendukung perkembangan sel - sel mereka. Seperti biaya hidup yang murah dan fasilitas umum yang lengkap.
Ketua MUI kabupaten Bantul, Habib A Syakur menuturkan, bencana sosial menjadi masalah utama masyarakat saat ini. Bencana sosial disebabkan serangkaian konflik antar kelompok. Layaknya bencana alam, bencana sosial juga menyisakan korban. Antara lain berupa terpecahnya persatuan antar warga.
Bencana sosial juga dapat dihindari, atau minimal ditekan dampak dan resikonya. Melalui mekanisme mitigasi, seperti terus menjaga kerukunan antar warga. Sehingga tidak muncul gesekan sebagai awal munculnya bencana sosial. Sinergi antar lembaga pemerintah dan masyarakat untuk menghadapi bencana sosial.
Baca Juga: Eks Napi Kasus Terorisme Asal Panggang Dipulangkan
Artikel Terkait
Hadapi Terorisme, Sultan Galakan Program Jaga Warga
Mengutuk Terorisme, Muhammadiyah Minta Usut Tuntas Kasus Bom Gereja Makassar
Kecam Terorisme, Massa Gelar Aksi Damai di Tugu Jogja
Gereja di Bantul Pakai Metal Detector untuk Antisipasi Terorisme
Umat Kristen di DIY Diminta Tak Takut Terorisme