"Nah selama kita melayani permintaan masyarakat sama sekali tidak ditarik biaya alias gratis. Hanya pihak yang punya hajat mengambil alat musik ke lokasi hajatan ditambah paling menyediakan rokok, makan dan minum. Dah itu aja,"ucapnya.
Karena ketika pentas sama sekali tidak ada biaya alias gratis maka selama 10 tahun Paguyuban Sekar Pangkur berdiri sampai hari ini pun tidak memiliki kas di Paguyuban Sekar Pangkur.
"Nah tahun ini kita dapat bantuan sosial dari Kemensos melalui Dinsos DIY senilai Rp 50 juta namun bantuan berupa uang akan digunakan untuk membeli peralatan (gamelan), pakaian untuk pentas serta dibelikan bibit ikan gurami dengan dan kolam terpalnya.
"Kenapa kok dibelikan bibit ikan gurami? Harapannya ketika nanti panen uangnya bisa digunakan oleh Paguyuban Sekar Pangkur untuk operasional dan meningkatkan ekonomi anggota paguyuban,"ucapnya.
Artikel Terkait
"Mekaring Seni Macapat Ginelar Ing Jagat Anyar", Wujud Budaya Tak Lekang Ditelan Jaman
Maestro Patung Purjito, Dari Bakul Lontong Hasilkan Karya Seni Senilai Miliaran Rupiah
Pemerintahan Desa Banaran Ajak Masyarakat Bangkitkan Seni dan Budaya
Breaking News! Jemek Supardi Maestro Seni Pantomim Tutup Usia
Akulturasi Seni dan Teknologi, Yuk! Belajar Sejarah di Museum Diorama Jogja