SLEMAN, AYOYOGYA.COM -- Nama Purjito maestro patung sempat berkibar karena karyanya yang mengumpulkan dan membuat tujuh patung presiden di Indonesia dan dikumpulkan jadi satu di showroom pribadinya Rumah Seni Pucung, Jogotirto, Berbah, Sleman.
Purjito muda memang sangat menyukai gambar namun saat sekolah dirinya masuk sekolah pertanian kemudian menjadi PNS.
Kehidupan lurus dan jauh dari hal seni membuatnya bosan pada tahun 1981 ia keluar dari PNS dan mengambil kuliah seni di STSI Asri (ISI Yogyakarta) kemudian setelah lulus membatasi jadi pematung.
Baca Juga: Pelonggaran PPKM, Seniman Bantul Pamerkan 63 Karya Seni Patung dan Lukis
"Saya membuat karya dengan eksperimen sendiri bukan teori. Eksperimen didapat dari laku seperti puasa bukan fantasi," jelasnya.
Kehidupan dahulu terombang ambing dan penuh ketidakpastian. Ia sempat melakoni menjadi tukang sayur, berjualan lontong sayur hingga akhirnya dengan kemampuan mematung ia mengikuti pameran sehingga bisa membeli rumah layak dan hingga berdiri rumah seni megah seperti sekarang.
"Saya kumpulkan karya seni untuk koleksi sejarah hidup saya bukan semata dijual.
Dari ratusan karya fenomenal yang paling tenar adalah berhasil mematung tujuh figur pemimpin negara Indonesia yakni Bung Karno, Soeharto, BJ Habibie, Gus Dur, Megawati, Susilo Bambang Yudhoyono serta Joko Widodo.
Baca Juga: Prihatin Covid-19 Melonjak, Relawan Bantul Pasangi Masker Patung Penari Jathilan
Patung cor perunggu figur-figur para pemimpin negara Indonesia seakan "mempertemukan" mereka yang sudah berpulang di antaranya Bung Karno, Soeharto, BJ Habibie, Gus Dur, plus Ainun Habibie (satu-satunya yang dihadirkan bersama pasangannya) dengan sosok yang kini masih ada keberadaannya yakni Megawati, Susilo Bambang Yudhoyono serta Presiden Joko Widodo.
Purjito mengatakan, para pemimpin Indonesia sengaja ia hadirkan dalam bentuk patung cor perunggu dilandasi perjuangan figur-figur tersebut dalam membangun negara dan bangsanya. Karyanya tersebut pernah dipamerkan dalam pameran bertajuk "Memorandum" tahun 2015 serta dipamerkan di Stadion Utama Gelora Bung Karno menyambut Asian Games pada 2018.
Dalam penciptaan karya-karyanya tersebut, Purjito menjelaskan bahwa yang terpenting yakni bukan hanya wajah, melainkan postur tubuh.
"Potret itu kan tidak hanya pada bagian wajah, dilihat dari belakang pun seharusnya kita bisa tahu figur patung tersebut siapa. Sehingga penting untuk pematung itu memiliki data yang lengkap," kata Purjito.
Artikel Terkait
Kolaborasi Warkaban dan Sego Katul Bangkitkan Seni Budaya di Bantul
Pelaku Seni Selama Pandemi Jobless, Curhat ke DPW PKS DIY
Pelonggaran PPKM, Seniman Bantul Pamerkan 63 Karya Seni Patung dan Lukis
Pandemi, Permintaan Ahli Seni Kriya Terjun ke Warga Tinggi
Bhellgejrets Pamerkan Karya Seni di Akhir Tahun, Mengalir Sampai Jauh
Keajaiban Seni Ada di Mantra Kriya Festival 2022