Kota Jogja Masih Miliki Kasus Stunting 1.433 Anak, Ini Cara Penanganannya

photo author
- Rabu, 29 Juni 2022 | 12:25 WIB
Pelaksanaan Harganas di Balaikota Yogyakarta disertai pemberian penghargaan. (Rahajeng Pramesi)
Pelaksanaan Harganas di Balaikota Yogyakarta disertai pemberian penghargaan. (Rahajeng Pramesi)

KOTAYOGYA, AYOYOGYA.COM - Data dari Indonesia menunjukkan masih ada 21,9 juta keluarga yang teridentifikasi sebagai keluarga beresiko stunting.

Sementara itu, angka stunting di Daerah Istimewa Yogyakarta pada tahun 2021 adalah masih di angka 17 persen. Di Kota Jogja angka kasus stunting mencapai 12,88 persen atau sejumlah 1.433 anak.

"Berkaca dari data tersebut, pada tahun ini tema peringatan Hari Keluarga Nasional ke-29 adalah Ayo Cegah Stunting Agar Keluarga Bebas Stunting," jelas Pjs Walikota Yogyakarta, Sumadi disela pelaksanaan peringatan Harganas di Balaikota Yogyakarta.

Ia menuturkan tema ini sejalan dengan adanya Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) dan komitmen bersama seluruh Pemerintah Daerah dan masyarakat, dalam upaya pencegahan serta percepatan penurunan stunting.

Baca Juga: Gunungkidul Miliki Kasus Stunting Tertinggi, Ini Solusi BKKBN DIY

Sumadi menuturkan era pandemi Covid-19, keluarga dihadapkan dengan isu kesehatan yang lain, yaitu resiko stunting atau masalah gizi kronis akibat kurangnya asupan gizi pada seribu hari pertama kehidupan anak yang baru lahir.

Kurangnya berat badan dan tinggi badan anak terhambat sehingga lebih pendek dibandingkan anak-anak seusianya adalah ciri-ciri dari stunting.

Kepala BKKBN Pusat, dr Hasto Wardoyo SPOg menambahkan stunting merupakan ancaman nyata bagi masa depan anak-anak dan Indonesia.

Angka kasus stunting yang saat ini mencapai 24% masih melebihi ambang batas Badan Kesehatan Dunia WHO (World Health Organization) yakni prevelansi stunting kurang dari 20%.

Baca Juga: KPK Awasi Program Percepatan Penurunan Stunting di Sleman, Ini Penjelasannya

Berbagai upaya telah dilakukan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) untuk menurunkan angka kasus stunting yang pada 2013 masih berada pada prevelansi 37,8% dan pada 2019 berhasil diturunkan menjadi 27,6% dan saat ini berada pada angka 24%.

BKKBN terus berupaya dengan berbagai cara untuk mencapai target penurunan stunting nasional menjadi 14% pada 2024.

Ia juga mengapresiasi dan bangga karena secara Nasional capaian  Pelayanan Sejuta Akseptor paling tinggi ada di DIY karena realisasi lebih dari 200 persen.

Wakil Gubernur DIY, Sri Paduka Paku Alam X berharap masyarakat DIY mampu menjadi masyarakat berkualitas melalui keluarga sehat,mandiri,berketahanan dan berbudaya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Rahajeng Pramesi

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X