SLEMAN, AYOYOGYA.COM -- Guna menekan penyebaran virus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Kabupaten Sleman, Pemerintah Kabupaten Sleman bersama dengan Kementerian Pertanian (Kementan) RI meluncurkan program vaksinasi PMK perdana di wilayah Kabupaten Sleman, pada Sabtu (25/6), di Srunen, Glagaharjo, Cangkringan, Sleman. Ada sebanyak 3100 dosis yang akan diberikan pada tahap pertama ini.
Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo dalam siaran pers Minggu (26/6/2022) saat ini kurang lebih ada sebanyak 2000 kasus PMK dan 11 kematian di Kabupaten Sleman. Dengan adanya peluncuran vaksin ini sangat mendukung upaya pencegahan penularan PMK. Sesuai dengan arahan Kementerian Pertanian, kata Kustini, vaksin tersebut akan diprioritaskan untuk komoditas sapi perah.
"Kita berharap dengan pemberian vaksin PMK ini benar-benar dapat menghentikan penyebaran virus PMK pada ternak di wilayah Sleman," ungkapnya.
Baca Juga: Manfaat Eco Enzyme, Mulai Obat Sakit Gigi hingga Obat PMK Bagi Hewan Ternak
Pemkab Sleman berupaya memberikan perhatian besar dalam upaya pencegahan PMK pada hewan ternak. Untuk memberikan respon cepat terhadap penanganan PMK, menurutnya Pemkab Sleman telah membentuk Satuan Tugas Unit Respon Cepat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku yang ditetapkan dengan Keputusan Bupati Sleman Nomor 33.3 / Kep. KDH / A / 2022.
"Dengan adanya Satgas ini diharapkan dapat merespon dengan cepat dan tepat setiap kejadian dan laporan dari masyarakat terkait PMK. Selain itu, dengan adanya satgas ini akan memudahkan koordinasi lintas sektor dalam upaya pencegahan dan pengendalian PMK," kata Kustini.
Baca Juga: Bupati Sleman: Jelang Idul Adha, Maksimalkan Pengawasan pada PMK
Sementara Direktur Pakan Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementan RI, drh. Nursapto Hidayat, mengatakan bahwa pelaksanaan vaksinasi pada tahap pertama ini harus selesai pada tanggal 5 Juli 2022 mendatang. Seperti halnya vaksinasi pada Covid-19, vaksinasi untuk PMK ini juga akan diberikan sampai tiga kali. Dijelaskan pula bahwa vaksinasi PMK saat ini diprioritaskan untuk sapi perah.
"Karena sapi perah masa hidupnya lebih lama, beda dengan sapi potong. Selain itu sapi perah juga untuk penghasilan yang sifatnya harian. Dan kebanyakan peternakan sapi perah ini memakai dana bank atau KUR," sebutnya.
Baca Juga: Cek Tips dari Pemkot Yogyakarta Kala Beli Hewan Kurban di Saat Wabah PMK Merebak
"Kalau mau pakai obat-obatan (tradisional) seperti jamu juga boleh. Gula merah, kecap dan telur tiga butir," sambungnya.
Artikel Terkait
Menteri PMK Pastikan Vaksin AZ dan Sinovac Halal
3 Lingkungan yang Jadi Favorit TBC Berkembang Biak Menurut Menko PMK Muhadjir Effendy
9 Domba dari Bantul Positif PMK, Ini Respon DKKP
Simak! Ini Cara Sleman Mencegah Penyebaran PMK
Tekan Jumlah Penularan Wabah PMK di Bantul, Pemkab Wajibkan SKKH sebagai Syarat Masuk