YOGYAKARTA, AYOYOGYA.COM- Dinas Kesehatan (Dinkes) Gunungkidul meminta warga kabupaten tersebut untuk waspada terhadap penyakit Leptospirosis. Terlebih penyakit yang disebabkan karena kencing tikus itu sangat marak terjadi saat musim hujan ini.
Kepala Dinkes Gunungkidul Dewi Irawaty mengatakan sepanjang 2022, ada 31 kasus leptospirosis, empat orang meninggal dunia.
"Kami mengimbau kepada masyarakat, khususnya petani dan peternak untuk selalu mencuci tangan dan kaki setelah dari sawah untuk mengantisipasi terjangkit leptospirosis," kata Dewi dilansir dari ANTARA melalui SuaraJogja.id-jaringan Ayoyogya.com, Minggu (8/1/2023).
Ia mengatakan kasus penyebaran leptospirosis memiliki ciri yang hampir sama dengan DBD. Tren ancaman akan meninggi pada saat musim hujan.
"Bedanya DBD disebabkan karena nyamuk. Sedangkan leptospirosis, lebih banyak disebabkan karena air kencing tikus yang mengandung bakteri leptospirosa," ujar Dewi.
Baca Juga: Musim Penghujan, Dinkes Kota Jogja Beri Imbauan Waspada DBD dan Leptospirosis
Menurut Kadinkes, penularan leptospirosis melalui kuman yang masuk lewat luka di tubuh. Gejala paling umum saat tertular, yakni panas, bisa muncul rasa sakit di badan, mual, muntah dan lain-lain, tergantung daya tahan tubuh.
"Bisa menyebabkan kematian, karena yang diserang bagian ginjal," jelasnya.
Lebih lanjut Dewi mengatakan ada tren kenaikan kasus leptopirosis sejak 2018-2021. Kasus leptospirosis paling banyak terjadi tahun lalu dengan jumlah 16 kasus.
"Namun, pada 2022, ada 31 kasus dengan empat korban meninggal dunia. Untuk kasus tertinggi terjadi pada 2017 dengan 64 kasus serta 16 orang meninggal dunia," paparnya.
Baca Juga: Nasib Petani Jagung di Sumbermulyo Bantul yang Gagal Panen karena Serangan Hama Tikus
Ia menambahkan pencegahan terhadap penyebaran leptospirosis dapat dilakukan dengan menerapkan pola hidup bersih dan sehat. Selain itu, pada saat beraktivitas di sawah atau ladang diminta memakai alat pelindung diri.
"Kami berharap kepada warga yang mengalami gejala sakit segera memeriksakan diri ke layanan kesehatan terdekat. Hal ini dibutuhkan untuk mengurangi risiko fatalitas dari penyakit yang diderita," tandas Kadinkes.