Rangkaian acara ini mencakup Talkshow Edukatif bertema Menciptakan Ruang Aman bagi Semua Anak, yang menghadirkan berbagai narasumber dari bidang psikologi, pendidikan, dan parenting.
Psikolog Reni Apriliawati, M.Psi., dalam paparannya menekankan pentingnya membangun rasa aman secara emosional.
“Ruang aman itu perlu diciptakan, dan tidak hanya ruang aman yang bentuknya fisik, tapi juga ruang aman emosional bagi anak,” tegasnya.
Ia menjelaskan bahwa ketika anak merasa diterima secara emosional, mereka lebih mampu memahami dan mengatur emosinya sendiri.
Senada, Grace Melia, Parent Educator & Coach, menegaskan bahwa tanggung jawab membangun ruang aman bukan hanya ada di sekolah, melainkan juga pada keluarga.
Baca Juga: BNI Imbau Nasabah Rutin Transaksi dan Perbarui Data Kontak
“Menciptakan ruang aman itu adalah tanggung jawab semua orang, terutama orang tua. Setiap orang tua perlu memahami bedanya emosi dan perilaku anak. Ruang aman untuk emosi anak Yes, tapi tidak semua perilaku anak bisa dibiarkan begitu saja,” tandasnya.
Sebagai orang tua dari anak berkebutuhan khusus, dr. Widya Wasityastuti dari PIK. POTADS Yogyakarta menekankan pentingnya deteksi dan intervensi dini.
“Saya mendorong adanya deteksi dini kepada anak-anak, agar dapat diketahui kondisi anak sedini mungkin, dengan begitu dapat dilakukan intervensi sejak dini”, tegasnya.
Melalui kegiatan ini, KB Gantari tak hanya merayakan Hari Anak Nasional, tetapi juga membuka ruang refleksi dan dialog publik tentang pentingnya pendidikan inklusif yang berakar pada keberagaman, rasa aman, dan penghormatan terhadap hak-hak anak.***