Di balik nuansa militer dan adegan laga, Believe menawarkan pesan yang dalam. Bagi Ajil, film ini tidak hanya menggambarkan pertempuran fisik, tetapi juga pergulatan batin keluarga prajurit.
“Perang itu bukan tentang siapa yang menang, siapa yang kalah. Kedua pihak sama-sama rugi,” sambungnya.
Selain Ajil, film ini diperkuat oleh nama-nama besar seperti Adinda Thomas, Maudy Koesnaedi, Marthino Lio, dan Wafda Saifan. Seluruh pemain menjalani pelatihan intensif untuk membawakan adegan aksi dan militer dengan autentik.
“Kita harus workshop nembak, workshop militer, skenario, workshop adegan fighting selama 45 hari. Cukup membuat kami keteteran sebenarnya karena 45 hari itu bukan waktu yang lama untuk mempersiapkan adegan film dalam skala yang cukup besar seperti ini. Menurutku seharusnya dilakukan 3 bulan untuk mempersiapkan ini, tapi hanya dilakukan dalam 45 hari,” terang Ajil.
Antusiasme penggemar di Yogyakarta menjadi bukti kuat bahwa film dengan kedalaman emosi dan kisah inspiratif masih mendapatkan tempat di hati penonton. Roadshow ini bukan hanya memperkenalkan film, tapi juga menjembatani komunikasi antara karya seni dan penontonnya.
Dengan kombinasi aksi, sejarah, dan drama keluarga yang menyentuh, Believe – Takdir, Mimpi, Keberanian membuktikan bahwa kisah tentang keberanian dan kasih sayang yang tak terucapkan dapat menggugah siapa saja, dari berbagai generasi.***