"Biasanya pelanggan-pelanggan lama dari luar kota. Meski parfum dijual secara online, tapi mereka lebih mantap untuk datang ke sini. Mereka senang karena wanginya awet," jelas Jayadi.
Di tengah berkembangnya toko-toko parfum baru, Ia tak menepis bahwa ada tantangan besar dalam hal edukasi kepada konsumen terutama generasi muda tentang kualitas parfum. toko yang sudah puluhan tahun berdiri ini memiliki ribuan wewangian yang bisa dipilih oleh para pembeli.
Kristanto, generasi ketiga lainnya, menilai bahwa meski Sari Wangi Parfum telah dikenal luas, mereka tetap menghadapi tantangan di tengah menjamurnya toko parfum baru. Edukasi soal kualitas dan keawetan parfum menurutnya sangat penting, terutama untuk generasi muda.
"Jadi edukasi soal parfum ini masih banyak orang yang belum tahu. Parfum murah tapi wanginya tidak awet dan menyebabkan gatal di kulit. Keawetan wangi parfum itu ibarat daging sapi, ada tingkatannya. Parfum juga begitu,” paparnya.
Melihat karakteristik dan preferensi generasi muda, Sari Wangi Parfum tengah menyiapkan inovasi terbaru layanan racik parfum sendiri, yang akan resmi diluncurkan pada Agustus 2025. Layanan ini nantinya akan memungkinkan pelanggan meracik parfum sendiri dari sekitar 40 varian aroma yang disediakan. Setiap pelanggan bisa memilih hingga lima jenis aroma dan memberi nama unik untuk racikannya.
Dia menilai pengalaman menciptakan parfum secara personal tersebut akan dinikmati generasi muda. Karena dia menilai sisi unik dari parfum racikan tersebut akan menarik perhatian mereka.
“Pembeli boleh mencampur sendiri wanginya, tapi tetap kita pandu. Wangi itu nanti bisa jadi wangi khasnya pembeli dan tidak diperjualbelikan seperti yang sudah tersedia sekarang ini. Gen Z memang sukanya kan begitu, punya khas sendiri,” ujarnya.