AYOYOGYA.COM - Siapa sangka, di usianya yang baru memasuki 25 tahun, namun sudah memiliki dedikasi yang tinggi untuk ilmu pengetahuan yang tak bisa dipandang sebelah mata.
Dia adalah Fahrul Nurkolis, S.Si, seorang peneliti muda di salah satu kampus di Yogyakarta, UIN. Dia membuktikan bahwa usia muda dan asal bukanlah penghalang untuk bermimpi besar.
Pria asli Madiun itu menerima hak paten atas senyawa antikanker dan antidiabetes dari Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) Kementerian Hukum Republik Indonesia pada 24 November 2024 lalu.
Hak itu memungkinkan Fahrul dan tim untuk memiliki paten sederhana untuk invensi produk Peptida Pudjialanine Rudyline dari tanaman Anggur Laut sebagai obat diabetes.
Baca Juga: BRI Peduli Dirikan Posko dan Salurkan Bantuan Banjir Jabodetabek
Paten untuk invensi tersebut diberikan selama 10 tahun semenjak tanggal penerimaan, yakni 24 November 2024.
Lahir dan besar di Madiun, Jawa Timur, Fahrul mulai dikenal sebagai ilmuwan muda dengan lebih dari 105 publikasi jurnal internasional bereputasi.
Sejak mahasiswa, ia aktif mengikuti konferensi internasional dan membangun jejaring global.
Kerja kerasnya membawanya menjadi delegasi termuda di Nordic Nutrition Conference di Finlandia, serta mendapatkan penghargaan dari Ikatan Dokter Indonesia atas inovasi risetnya.
Bagi Fahrul, sains bukan sekadar teori, tetapi juga harus berdampak nyata.
“Penelitian harus bisa menjawab permasalahan yang ada di masyarakat,” ujarnya, dalam keterangan yang diterima, Rabu (5/2/2025).
Fahrul adalah alumni Program Studi Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta (UIN Suka). Ia kini menjadi peneliti muda di kampus tersebut.
Ia yakin, Indonesia memiliki kekayaan alam yang luar biasa untuk menjadi obat-obatan dari beragam penyakit yang ada.
“Tantangan kita adalah bagaimana mengolahnya menjadi inovasi medis yang berdampak bagi kesehatan global," ujar Fahrul.