Menilik Wisata Moyo Bening Ala Ubud Bali Surga Tersembunyi di Gunung Kendil Gunungkidul

photo author
- Rabu, 29 Maret 2023 | 18:42 WIB
Menilik Wisata Moyo Bening Ala Ubud Bali Surga Tersembunyi di Gunung Kendil Gunungkidul (Moyo Bening)
Menilik Wisata Moyo Bening Ala Ubud Bali Surga Tersembunyi di Gunung Kendil Gunungkidul (Moyo Bening)

Muncul tokoh masyarakat yang juga pemilik pondok pesantren kawasan sekitar yakni Mbah Moyo Retno. Ia kemudian membangun kawasan ini secara swadaya termasuk memperbaiki penerangan dan jalan yang sempit dilebarkan dan dihaluskan di tahun 2008.

Pada awalnya hanya dibangun untuk rumah tinggal pribadi Mbah Moyo Retno saja sebagai tempat peristirahatan namun diperbolehkan masyarakat umum sekitar juga datang menikmati di kawasan ini.

"Saat dibangun tidak ada air sama sekali. Ponjong memang susah air. Namun Mbah Moyo tak putus semangat, Kun Fayakun terus saja berdoa kepada Tuhan dan tak dinyana ternyata muncul sumber air dari yang sebelumnya kering tak ada potensi sumber air,"bebernya.

Konon katanya sebelum Mbah Moyo tahu bahwa di kawasan ini ada sumber air, ia terlebih dahulu bermimpi mengebor di batuan besar.

Baca Juga: Rekomendasi 5 Wisata Viral Di Yogyakarta Yang Wajib Anda Kunjungi, Bikin Kamu Makin Hits di Sosial Media!

"Karena daerah terpencil ada batasan maksimal pengeboran dilakukan. Usaha mengebor tak sampai disitu saja, rata rata mereka tukang bor takut melakukan pengeboran di tempat tersebut. Akhirnya kesepakatan bersama ada yang mau mengebor dengan syarat ditungguin tak berani sendirian," bebernya.

Selama di bor dengan kedalaman 70 Meter ternyata baru ada sumber mata air yang menyentuh tanah.

Terkini kondisi Mbah Moyo saat ini berusia 83 tahun. Untuk datang Wira wiri kawasan ini fisiknya sudah tidak kuat. Maka dari itu Moyo Bening difungsikan menjadi objek wisata bahkan healing.

Fasilitas yang dibangun tak hanya kolam renang saja yang telah dibangun di 2017 namun pendapa pendapa joglo untuk duduk duduk bahkan berkordinasi dan diskusi tentang suatu hal.

Untuk pengembangan pada 2016 dibangun rumah makan sederhana menyediakan aneka sayur dan lauk seperti jangan ndeso, sop, ayam goreng, telur dan sebagainya. Selain itu dijual juta kopi dan aneka minuman serta gorengan sebagai camilan.

Tak berapa lama pandemi datang mengubah segalanya pada 2016 hingga 2018 Moyo Bening banyak dikunjungi wisatawan sekadar ingin berwisata atau bermain air bahkan melakukan ritual mengobati sakit dengan berendam maka selama pandemi ambruk tak ada kunjungan sama sekali.

"3 tahun berhenti operasional sekarang difungsikan lagi setelah pandemi," bebernya.

Dengan rate harga masuk dan berenang Rp 15 ribu per satu pengunjung rata rata saat ini ada 40 pengunjung datang. Rata rata pengunjung yang datang menceritakan pengalamannya yakni datang ke Moyo Bening selain berwisata juga mengobati penyakit seperti stroke darah tinggi dan penyakit kulit.

Salah satu pengunjung asal Jawa Barat, Jaka Kusumah mengaku ia suka datang ke tempat ini untuk berenang.

"Bahkan mandi sekalipun enggak dingin sama sekali. Airnya malah seolah hangat. Kalau sudah berendam disini badan jadi fresh dan enak segar," tutur pria berdarah Sunda ini.***

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Oriza Shavira Arifina

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X