Dari Gempa ke Gemilang, Kisah Nur Ahmadi dan Kebangkitan Batik Giriloyo

photo author
- Rabu, 29 Oktober 2025 | 11:38 WIB
Nur Ahmadi, pembatik asal Wukirsari, menjadi sosok penting di balik kebangkitan Batik Giriloyo pascagempa 2006. Dari perjuangan sederhana bersama warga, ia mengubah desanya menjadi pusat edukasi dan wisata batik yang kini dikenal hingga mancanegara.
Nur Ahmadi, pembatik asal Wukirsari, menjadi sosok penting di balik kebangkitan Batik Giriloyo pascagempa 2006. Dari perjuangan sederhana bersama warga, ia mengubah desanya menjadi pusat edukasi dan wisata batik yang kini dikenal hingga mancanegara.

Baca Juga: 5 Oleh-Oleh Khas Jogja yang Harus Kamu Bawa Pulang

Kebanggaan itu juga dirasakan Susilo Hapsoro, Lurah Wukirsari. Ia menyadari, penghargaan ini bukan hasil kerja satu-dua tahun, melainkan buah dari konsistensi warga yang tak pernah berhenti membatik, meski zaman berubah.

“Budaya membatik di sini sudah ada sejak masa Sultan Agung, ketika beliau membangun makam raja-raja Mataram di Imogiri. Kini ada 643 pembatik aktif yang tersebar di tiga padukuhan; Cengkehan, Giriloyo, dan Karangkulon,” tuturnya.

Kini, setiap kali Nur Ahmadi melintasi jalan berbatu menuju rumah lamanya, ia teringat masa kecil ketika harus mengayuh sepeda sambil membawa kain batik untuk ibunya. Bedanya, kini ia mengayuh bukan lagi membawa hasil kerja, tapi membawa nama besar desanya yang harum ke penjuru negeri. “Dulu kami membatik karena terpaksa,” katanya dengan mata menerawang, “sekarang kami membatik karena bangga.”

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Ananda Muhammad Firdaus

Tags

Rekomendasi

Terkini

X