YOGYAKARTA, AYOYOGYA.COM — Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) terus menunjukkan tren kenaikan. Hingga Maret 2025, tercatat 1.135 kasus dengan tingkat kematian mencapai 0,1 persen. Kondisi ini mendorong pemerintah daerah untuk menggandeng sektor swasta dalam upaya pencegahan dan edukasi masyarakat.
Kepala Dinas Kesehatan DIY, Pembajun Setyaningastutie, mengungkapkan bahwa tantangan dalam pemberantasan penyakit masih cukup besar, terutama di wilayah perbatasan seperti Kulon Progo yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Purworejo. Namun ia optimistis, sinergi lintas sektor dapat memperkuat langkah pencegahan.
Salah satu bentuk sinergi tersebut diwujudkan melalui kerja sama Pemda DIY dengan Enesis Group lewat program Corporate Social Responsibility (CSR) bertajuk **"Bebas Nyamuk, Keluarga Sehat dan Bebas DBD"**. Program ini sekaligus menjadi ajang pelatihan bagi kader juru pemantau jentik (jumantik) guna meningkatkan kapasitas mereka di lapangan.
Baca Juga: Musda Golkar DIY : Bahlil Lahadalia Minta Kepimpinan Baru Tingkatkan Torehan Suara di Pemilu 2029
Program ini akan dilaksanakan di 27 kelurahan yang tersebar di Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman, dan Gunungkidul. Selain fokus pada DBD, program ini juga menargetkan pencegahan penyakit lain akibat gigitan nyamuk seperti Chikungunya dan Filariasis (penyakit kaki gajah).
“Yang paling utama adalah menjaga perilaku hidup bersih dan sehat. Pencegahan bisa dilakukan dengan meningkatkan daya tahan tubuh, membasmi sarang nyamuk, dan melindungi diri dengan produk antinyamuk,” jelas Pembajun.
Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X, menyampaikan apresiasi terhadap kolaborasi ini. Menurutnya, program ini mencerminkan semangat gotong royong dan menjadi langkah konkret dalam menghadapi tantangan kesehatan masyarakat, khususnya penyakit yang ditularkan oleh nyamuk.
“Pendekatan pengelolaan vektor terpadu harus disesuaikan dengan kondisi geografis dan budaya lokal. Keterlibatan kader jumantik sangat vital dalam memastikan lingkungan rumah tetap bersih dari jentik nyamuk,” ujar Sultan.
CEO Enesis Group, Aryo Widiwardhono, menyatakan bahwa melalui produk Soffell, pihaknya mendukung penuh program edukasi ini. Kegiatan akan dilaksanakan secara door to door oleh para kader jumantik, menjangkau lebih dari 50 ribu warga.
Baca Juga: Aerox Alpha Tawarkan Sensasi Berkendara Sporty dan Fitur Teknologi Canggih
Kegiatan berlangsung mulai 20 Mei hingga 24 Juni 2025 di wilayah Kementren Umbulharjo (Kota Yogyakarta), Kapanewon Prambanan (Sleman), dan Kapanewon Wonosari (Gunungkidul).
“Para kader tidak hanya memberikan edukasi dan membagikan materi, tapi juga mengevaluasi efektivitas intervensi. Hasil simulasi sebelumnya menunjukkan peningkatan angka bebas jentik (ABJ) dari 95 persen menjadi 99 persen, serta penurunan rumah yang positif jentik hingga 80 persen,” pungkas Aryo.***
Artikel Terkait
Pakar: Cegah Serangan DBD dengan Pakaian Warna Cerah
Kasus DBD di Kulon Progo Meningkat, 2 Pasien Meninggal
Sleman Cegah DBD dengan Sebar Bakteri Wolbachia
Tekan DBD, Pemkab Sleman Gunakan Metode Wolbachia
Cegah DBD di Sleman, Tarik 21 Ribu Ember Nyamuk Wolbachia
Waspada! Gejala DBD dan Covid Varian Omicron Hampir Mirip, Ini Penjelasannya
Musim Pancaroba Awas DBD, Ini 5 Makanan yang Efektif Tingkatkan Trombosit
Musim Penghujan, Dinkes Kota Jogja Beri Imbauan Waspada DBD dan Leptospirosis
5 Kecamatan di Bantul Miliki Kasus Terbanyak DBD, 3 Pasien Meninggal Pada Pertengahan Oktober
Antisipasi DBD, Persentase Nyamuk Ber-Wolbachia di Bantul Capai 76 Persen