BANTUL, AYOYOGYA.COM - Pada musim pancaroba dengan curah hujan yang tinggi, kewaspadaan pada penyakit yang datangnya saat musim penghujan harus diwaspadai.
Selain Leptopsirosis, salah satunya penyakit yang tak kalah berbahaya yakni Demam Berdarah Dengue (DBD). Berdasarkan data hingga pertengahan di bulan Oktober ini terdapat 829 kasus dengan angka kematian pasien mencapai tiga orang.
Kepala Bidang Penanggulangan Penyakit (P2), Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, dr. Sri Wahyu Joko Santosa Senin (24 10/2022) mengatakan dari 829 kasus DBD tersebar di 17 kapanewon atau kecamatan.
Baca Juga: Musim Penghujan, Dinkes Kota Jogja Beri Imbauan Waspada DBD dan Leptospirosis
Namun ada lima kecamatan yang memiliki kasus terbanyak DBD diantaranya Kecamatan Kasihan, Banguntapan, Pleret, Imogiri dan Sewon.
Sri Wahyu menuturkan adapun prediksi puncak kasus DBD dimungkinkan akan terjadi pada Januari 2022 mendatang.
Baca Juga: Musim Pancaroba Awas DBD, Ini 5 Makanan yang Efektif Tingkatkan Trombosit
"Prediksi puncak merebaknya kasus DBD di Bantul akan terjadi pada bulan Januari 2022 yang akan datang,"ujarnya
Dengan tren kasus DBD yang terus meningkat di Bantul dan sekitarnya pihaknya menghimbau kepada masyarakat untuk kembali menggiatkan pemberantasan sarang nyamuk atau PSN di lingkungan rumah masing-masing.
Baca Juga: Waspada! Gejala DBD dan Covid Varian Omicron Hampir Mirip, Ini Penjelasannya
"Tindakan yang paling effektif mencegah penularan DBD adalah dengan PSN dan penyemprotan nyamuk demam berdarah merupakan langkah terakhir. Sebab dengan penyemprotan, nyamuk yang masih hidup nantinya akan kebal,"ucapnya.
Artikel Terkait
Pakar: Cegah Serangan DBD dengan Pakaian Warna Cerah
Kasus DBD di Kulon Progo Meningkat, 2 Pasien Meninggal
Sleman Cegah DBD dengan Sebar Bakteri Wolbachia
Tekan DBD, Pemkab Sleman Gunakan Metode Wolbachia
Cegah DBD di Sleman, Tarik 21 Ribu Ember Nyamuk Wolbachia