AYOYOGYA.COM - Setelah 3 hari yang lalu mendapatkan penghargaan sebagai Bank America Terbaik, Hai ini Silicon Valley Bank atau lebih akrab di telinga masyarakat umum sebagai SVB, gagal melakukan pembayaran.
SVB bahkan menutup sementara layanan aplikasi perbankan dan online banking mereka, sehingga tidak seorangpun nasabah bisa menarik dana mereka keluar dari SVB.
SVB menjual diri mereka, dan sontak hal ini menjadi ketakutan para nasabah SVB yang tersebat di beberapa negara.
Beredar informasi bahwa SVB Financial terkonfirmasi mengalami masalah keuangan yang konon disebabkan oleh kurangnya diversifikasi investasi sehingga terpapar resiko yang terlalu dominan.
Baca Juga: Erick Thohir Apresiasi BRI sebagai Best of The Best Communication dalam Ajang BCOMSS 2023
Sebagai informasi, per September 2022, SVB adalah bank terbesar ke-18 dengan total aset senilai USD 212 Miliar atau setara Rp. 3.180 Triliun (menggunakan kurs Rp. 15.000,-).
Ini bukan masalah yang pertama kalinya, setelah sebelumnya Silvergate juga mengajukan likuidasi.
Tentu momentum tersebut menjadi suatu rentetan yang buruk karena bisnis perbankan yang berkesinambungan.
Sedikit fakta yang mengagetkan dari perekonomian US, bahwa Credit Issue sepertinya akan mengalami kendala serupa.
Baca Juga: Kembangkan Budidaya Melon di Jabar, bank bjb dan Pemprov Jabar Kunjungi Farm Hill di Surakarta
Sahan SVB sendiri anjlok hingga 60% di bursa, penurunan menjadi yang terburuk sepanjang sejarah.
SVB sendiri terkenal pada portofolio yang berkutat pada teknologi, yang kini nyatanya memberikan efek sangat besar pada bisnis mereka.
Disinyalir, Credit Issue juga mengalami hal serupa setelah mereka mengajukan penundaan rilis laporan keuangan.
Kondisi Silicon Valley Bank dan Credit Issue ini memperparah sentimen negatif ekonomi Amerika Serikat, setelah sebelumnya The Fed juga sudah bersiap untuk menerapkan strategi pricing rate dengan lebih agresif di tahun ini.
Artikel Terkait
Mantan Direktur YLBHI Heran Investasi Telkomsel ke GO TO Didiamkan
Rafael Alun Trisambodo Mengundurkan Diri Tapi Ditolak, Sang Pemegang Saham 6 Perusahaan Sedang Diperiksa KPK
Tren Investasi Melalui Pasar Modal Meningkat, Investor Didominasi Gen Z
Relaksasi Pasar Modal Berakhir, April Tidak Ada Lagi ARB Simetris, Jam Perdagangan Saham Kembali Normal
KPK Catat 134 Pegawai Pajak Main Saham Bukan Atas Nama Pribadi, Apakah Boleh? Ternyata Ini Aturannya!