Menaklukkan Keraguan, Menggapai Mimpi: Kisah Siswa SMA Pribadi Bandung yang Berhasil Meraih Beasiswa Penuh ke Kanada

photo author
- Senin, 13 Mei 2024 | 14:20 WIB
Rafa Hazwan Abqary Andriansyah, siswa kelas XII SMA Pribadi Bandung.
Rafa Hazwan Abqary Andriansyah, siswa kelas XII SMA Pribadi Bandung.

AYOYOGYA.COM - Menuntut ilmu di luar negeri merupakan sesuatu yang diidamkan oleh banyak orang. Apalagi jika diterima oleh salah satu universitas terbaik dunia dan mendapatkan beasiswa dari pemerintah.

Hal ini dialami oleh Rafa Hazwan Abqary Andriansyah, siswa kelas XII SMA Pribadi Bandung, yang baru-baru ini secara resmi diumumkan sebagai penerima beasiswa penuh untuk melanjutkan studi ke University of British Columbia (UBC) Kanada pada program studi manajemen. Rafa, panggilan akrabnya, merupakan salah satu dari 5 siswa SMA Pribadi Bandung yang menjadi awardee  Beasiswa Indonesia Maju (BIM) Program Persiapan S1 Luar negeri angkatan ke-3.

Setelah melewati perjuangan dan program persiapan selama kurang lebih satu tahun, Rafa dinyatakan lolos untuk mendapatkan pendanaan kuliah melalui skema Beasiswa Indonesia Maju (BIM) bergelar usai melewati tahap wawancara akhir. 

Perjalanan Rafa menuju UBC Canada tidaklah mudah. Ia harus bersaing dengan banyak siswa berprestasi lainnya dari seluruh Indonesia. Namun, Rafa tidak pernah menyerah. Ia terus belajar dan mempersiapkan diri dengan sebaik mungkin.

Kesuksesan Rafa tidak lepas dari persiapan matang yang telah dilakukan. Ia telah mengikuti berbagai program pembinaan, seperti persiapan IELTS, SAT, summer program dan proyek sosial yang diselenggarakan oleh Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas), sebelum dinyatakan sebagai penerima beasiswa dan mendapatkan pendanaan untuk berkuliah.

Saat diwawancarai Rafa menuturkan bahwa ia tidak mampu menahan rasa gembira dan haru atas pencapaian tersebut.  “Perasaan saya yang pasti senang, lega dan juga terharu karena harus melewati perjalanan panjang untuk mencapai titik di mana saya secara resmi dinyatakan  sebagai penerima beasiswa luar negeri”, ungkap Rafa.

“Awalnya saya ragu dengan kemampuan saya, namun dengan usaha keras dan kegigihan akhirnya saya bisa mendapatkan apa yang saya impikan”, ucapnya. 

Sebelum memutuskan untuk memilih University of British Columbia (UBC) sebagai tujuan belajar, remaja kelahiran Karawang 18 tahun yang lalu ini telah diterima oleh 15 kampus bergengsi dunia, antara lain University of Sydney, University of Queensland, Curtin University, Monash University, University of Western Australia, University of Toronto, KU Leuven, University of Utah, Chinese University of Hong Kong serta Wageningen University Belanda.

Ketika ditanya tentang persiapan, Rafa menggarisbawahi pentingnya memiliki mental dan niat yang kuat serta kemampuan bahasa Inggris yang mumpuni. “Awalnya saya tidak begitu yakin dengan diri saya apakah bisa mendapatkan beasiswa S1 ke luar negeri karena memang peluang tersebut sangat sedikit. Namun seiring berjalannya waktu saat mulai menjalani program pembinaan dari BIM, mental saya terus ditempa dan saya semakin percaya diri. Selain itu, niat yang teguh dan kemampuan bahasa Inggris merupakan faktor penentu kesuksesan selanjutnya”, ucapnya.

Rafa menambahkan bahwa kesuksesan yang ia raih tidak lepas dari bantuan keluarga dan sekolah.

Ia mengungkapkan bahwa peran ibunya sangat penting dalam meningkatkan motivasi, memberikan dukungan baik secara fisik, materi, maupun mental.

"Orang tua saya, terutama ibu, selalu memberikan semangat dan mencarikan informasi mengenai pendaftaran universitas beserta persyaratannya. Peran sekolah juga tidak kalah penting. Informasi mengenai beasiswa ini merupakan titik balik bagi saya untuk mengubah visi dan rencana kuliah di masa depan. Selain itu, sekolah juga memberikan dukungan penuh dalam berbagai hal sehingga saya merasa sangat terbantu," imbuhnya.

Di kesempatan lain college counselor SMA Pribadi Bandung, Willy Juanggo, menyampaikan bahwa selama ini pihak sekolah selalu memberikan support dan akses informasi seluas-luasnya bagi siswa untuk dapat melanjutkan pendidikan tinggi atau mendaftar beasiswa baik di dalam negeri maupun luar negeri. Namun, hal tersebut dilakukan secara bertahap dan tidak instan. 

“Di Sekolah Pribadi Bandung program perencanaan karir dan kuliah sudah dimulai sejak kelas 10. Dalam prosesnya, kami awali dari identifikasi minat dan potensi siswa melalui tes diagnostik. Kemudian disusul dengan kegiatan lain secara bertahap seperti pengenalan jurusan, universitas, IELTS preparation dan simulation. Kami juga secara rutin mengadakan seminar terkait pengenalan profesi dan jalur masuk universitas dengan mengundang narasumber yang kompeten untuk mengisi. Di samping itu ada kegiatan edu fair,  campus visit  dan field trip juga masuk dalam agenda tahunan.” ucap Willy.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Andres Fatubun

Tags

Rekomendasi

Terkini

X