ngayogyakarta

Generasi Muda Jadi Motor Kolaborasi Musik Tradisi di Jalin Nada Nusantara

Minggu, 14 Desember 2025 | 19:37 WIB
Workshop dan Dialog Budaya bertajuk Jalin Nada Nusantara di Jurusan Etnomusikologi ISI Yogyakarta. (Dok.)


YOGYA, AYOYOGYA.COM— Upaya merawat musik tradisi Nusantara terus dilakukan dengan pendekatan yang lebih partisipatif dan kolaboratif. Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta bersama Jurusan Etnomusikologi Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta menghadirkan Workshop dan Dialog Budaya bertajuk Jalin Nada Nusantara, sebuah ruang temu bagi generasi muda dari berbagai daerah untuk saling belajar dan berjejaring melalui musik tradisi.

 

Kegiatan ini menjadi bagian dari sub kegiatan Selendang Sutera yang dirancang sebagai wadah interaksi antargenerasi dan lintas budaya. Tidak hanya berorientasi pada transfer pengetahuan,

 

Jalin Nada Nusantara menempatkan generasi muda sebagai aktor utama dalam proses eksplorasi, dialog, dan penciptaan musikal berbasis tradisi.

Kepala Seksi Seni Pertunjukan Dinas Kebudayaan DIY, Zita Uttungga Dewi Maharani, menjelaskan bahwa Selendang Sutera terus dikembangkan agar relevan dengan kebutuhan zaman.

 

Tahun ini, pendekatan workshop dan dialog budaya dipilih untuk menciptakan suasana belajar yang lebih terbuka dan kolaboratif.

 

“Indonesia memiliki kekayaan musik tradisi yang sangat beragam, mulai dari gamelan, talempong, sasando, gondang Batak, tifa, hingga berbagai vokabuler musikal daerah. Musik tidak hanya menjadi media ekspresi estetis, tetapi juga sarana pewarisan nilai, spiritualitas, dan filosofi luhur. Melalui Jalin Nada Nusantara, peserta diajak memahami kekayaan tersebut sekaligus membangun jejaring lintas daerah,” ujar Zita.

 

Workshop dan Dialog Budaya Jalin Nada Nusantara dilaksanakan pada Kamis, 20 November 2025, di Jurusan Etnomusikologi ISI Yogyakarta. Sejak pagi hingga malam hari, peserta mengikuti rangkaian dialog budaya, praktik kolaborasi musikal, presentasi karya, hingga sesi refleksi dan umpan balik.

 

Dalam sesi dialog budaya, para akademisi, seniman, dan budayawan mengajak peserta membaca musik tradisi tidak hanya sebagai bunyi, tetapi juga sebagai identitas dan penanda kebudayaan. Diskusi juga menyoroti tantangan pelestarian seni tradisi di tengah perubahan sosial dan perkembangan teknologi.

Halaman:

Terkini