ngayogyakarta

Literasi Digital Berbasis Komunikasi Hati Diimplementasikan di SMA Negeri 1 Ngaglik Sleman, Upaya Cegah Cyberbullying

Minggu, 7 September 2025 | 21:19 WIB
Program SIKOMHATI (Literasi Komunikasi Hati) dilaksanakan di SMA Negeri 1 Ngaglik, Sleman sebagai bagian dari rangkaian penerapan program di sekolah SMART SCHOOL DIY. (dok.)

 

YOGYA, AYOYOGYA.COM - Upaya membangun kesadaran literasi digital yang humanis kembali digaungkan melalui program SIKOMHATI (Literasi Komunikasi Hati) yang dikembangkan oleh tim peneliti dari UPN “Veteran” Yogyakarta dan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Bekerja sama dengan Balai Teknologi Komunikasi Pendidikan (Tekkomdik) DIY, kegiatan simulasi implementasi model ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Ngaglik, Sleman sebagai bagian dari rangkaian penerapan program di sekolah SMART SCHOOL DIY.

Kegiatan berlangsung di aula sekolah dan diikuti oleh 144 siswa kelas XI, jajaran guru Bimbingan Konseling, serta Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Ngaglik, Yunan Helmi S., S.Pd., M.Pd. Hadir pula tim peneliti SIKOMHATI yang dipimpin oleh Prof. Dr. Puji Lestari, M.Si., bersama Dra. Sri Isworo Ediningsih, MM, dan Dr. Agnes Indar Etikawati, Psikolog dari Universitas Sanata Dharma. Dari Tekkomdik DIY, hadir Rudy Prakanto, S.Pd., M.Eng, bersama tim pengembang aplikasi SIKOMHATI dan layanan operasional.

Dalam paparannya, Prof. Dr. Puji Lestari mengenalkan konsep SIKOMHATI sebagai pendekatan literasi yang menekankan pentingnya mengolah pikiran dan perasaan secara positif. Teori ini menempatkan “komunikasi hati” sebagai fondasi untuk membentuk perilaku yang lebih sehat, baik dalam kehidupan nyata maupun interaksi digital.

“Konsep dalam komunikasi hati yaitu olah pikir (mengarahkan pikiran ke hal-hal positif), olah rasa (mengubah perasaan negatif menjadi energi positif), kelola sampah hati (tidak menyimpan iri, benci, dendam, dan sejenisnya. Serta aspek simpati, (ikut merasakan apa yang orang lain rasakan), dan empati, agar tercipta damai dan bahagia (merasa nyaman),” ungkap Prof. Puji, Minggu (7/9/2025).

Ia juga menambahkan bahwa individu yang terbiasa berpikir dan merasakan secara positif akan membentuk sikap dan perilaku yang positif pula. Sebaliknya, pola pikir dan perasaan negatif akan melahirkan kebiasaan yang berdampak buruk.

“Sikap positif akan mengarahkan perilaku positif. Perilaku positif dengan perbuatan-perbuatan baik akan membentuk kebiasaan yang baik, selanjutnya kebiasaan yang baik akan mendatangkan Nasib yang baik. Sebaliknya pikiran dan perasaan yang cenderung negatif, akan mengarahkan sikap negatif. Sikap negatif akan mengarahkan perilaku negatif. Perilaku negatif dengan perbuatan-perbuatan yang buruk, akan membentuk kebiasaan buruk, selanjutnya kebiasaan buruk tersebut tidak disukai oleh orang lain dan biasanya berdampak pada nasib yang kurang menguntungkan," katanya.

Sebagai peneliti yang selama lima tahun berturut-turut masuk dalam jajaran Top 5 Scientists UPN Veteran Yogyakarta versi AD Scientific Index, Prof. Puji juga memfasilitasi dialog aktif dengan siswa untuk mendalami enam aspek utama dalam komunikasi hati. Para siswa menunjukkan ketertarikan yang tinggi dan dengan antusias mengaitkan teori tersebut dengan pengalaman mereka dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam lingkungan pertemanan dan sosial digital.

Dr. Agnes Indar Etikawati, Psikolog, dalam sesi selanjutnya menyampaikan kondisi faktual terkait bullying dan cyberbullying di kalangan pelajar. Dalam diskusi yang terbuka, para siswa mengungkapkan berbagai tantangan yang mereka hadapi seperti tekanan dari kelompok pertemanan, kesulitan dalam komunikasi, hingga perbedaan pendapat yang kerap memicu konflik. Pendekatan komunikasi hati dinilai mampu menjadi alternatif yang relevan untuk mengurangi dampak negatif tersebut.

Kegiatan berlanjut dengan penyerahan buku “Komunikasi Hati” dari tim peneliti kepada Kepala Sekolah dan pihak Tekkomdik DIY, serta arahan kepada siswa untuk mengunduh e-book secara gratis melalui dua tautan yang disediakan. Materi ini dapat diakses oleh siapa pun melalui BUKU TEORI KOMUNIKASI HATI dan Komunikasi Hati: Oase dalam Kebencanaan dan Kesuksesan

Pengenalan teknis platform www.sikomhati.id juga dilakukan oleh tim, dipandu oleh Erick Syafriatna, pengembang aplikasi dari Tekkomdik DIY. Para siswa diarahkan membuat akun, membaca konten literasi, dan mengikuti asesmen untuk mengukur pemahaman mereka. Pembagian dua kelompok dilakukan untuk menyimulasikan alur pembelajaran di platform digital ini.

Sambutan positif datang dari pihak sekolah. Guru BK, Drs. Wawan, S.Pd., menyampaikan bahwa penggunaan teknologi dalam literasi digital memberikan banyak kemudahan. “Penggunaan teknologi dalam pendekatan literasi digital komunikasi hati sangat membantu siswa untuk lebih mudah mengakses dan memahami materi, sekaligus memberikan kemudahan bagi guru BK dalam melakukan pemantauan dan pembinaan secara langsung.”

Senada dengan itu, Kepala Sekolah Yunan Helmi S., S.Pd., M.Pd., menyampaikan apresiasinya terhadap penerapan program SIKOMHATI. Ia menyebut bahwa platform ini dapat mendukung peningkatan literasi sekaligus memperkuat hubungan antar warga sekolah. “Platform ini tidak hanya mendukung peningkatan literasi siswa, tetapi juga dapat memperkuat hubungan antara siswa, guru, dan tenaga kependidikan dalam menciptakan lingkungan sekolah yang lebih harmonis.”

Para siswa juga mengungkapkan kesan positif terhadap kegiatan ini. Dalam sesi refleksi, siswa seperti Surya dan teman-temannya menyampaikan bahwa mereka merasa pendekatan komunikasi hati sangat relevan dengan dinamika sosial yang mereka hadapi.

Halaman:

Tags

Terkini