Film "Bertaut Rindu” : Ajakan untuk Lebih Mendengar Antara Anak dan Orangtua

YOGYA, YOYOGYA.COM - Bioskop Indonesia kembali menghadirkan film baru berjudul Bertaut Rindu. Meski belum resmi tayang di layar bioskop, namun antusiasme penonton sudah terasa kuat di berbagai kota termasuk di Yogyakarta.

Hal tersebut terasa dalam kesempatan pemutaran perdana film Bertaut Rindu di XXI Plaza Ambarukmo, Yogyakarta, Minggu (20/7/2025). Seusai pemutaran, dua pemeran utama yakni Adhisty Zara dan Ari Irham menyapa langsung para penonton dan disambut meriah.

"Selamat sore Yogyakarta, gimana filmnya? Ada yang nangis nggak?," kata Zara saat menyapa penonton.

Baca Juga: Sari Wangi Parfum Tetap Eksis Sejak 1968, Siap Luncurkan Layanan Racik Parfum Sendiri untuk Gen Z

Ia mengajak para penonton untuk bisa merasakan pesan yang ingin disampaikan melalui film yang disutradarai oleh Rako Prijanto. Menurutnya, Bertaut Rindu bukan sekadar drama remaja, tetapi juga cermin bagi banyak keluarga yang masih sulit mendengarkan satu sama lain.

"Kadang orangtua ingin yang terbaik, tapi lupa tanya anaknya mau apa. Lewat film ini, aku berharap orangtua dan anak bisa lebih terbuka, saling dengar, dan saling paham," tutur Zara.

Zara yang memerankan karakter Jovanka ini merasa banyak adegan dalam film ini terasa personal.

“Kalau buat Jovanka sendiri mungkin di emosinya karena cukup berat kayak adegan-adegannya apalagi dengan orangtua pastikan ada keadaan yang relate dengan kehidupan aku, jadi kadang-kadang kebawa, dan susah juga sih, banyak adegan adegan yang tidak ada dialognya,” katanya.

Zara berharap pesan film ini bisa menjangkau penonton lintas usia, terutama keluarga yang tengah mencari titik temu dalam komunikasi.

“Film ini tentang komunikasi antara orangtua dan anak itu sangat penting. Seringnya terjadi miss komunikasi antara orangtua mau yang terbaik buat anaknya, merasa itu yang terbaik tapi sebenarnya anaknya bukan itu maunya.

Hal senada juga disampaikan oleh pemeran Magnus. Ia menyoroti pentingnya komunikasi antara orangtua dan anak, sebuah isu yang juga ia alami dalam kehidupan nyata.

Baca Juga: Summer Course 2025 FK-KMK UGM Angkat Isu Kanker sebagai Tantangan Global Kesehatan

"Aku merasa dekat banget sama karakter Magnus, terutama soal sulitnya komunikasi sama orangtua. Banyak anak muda ngalamin hal itu, dan lewat film ini aku pengen nyampaikan bahwa penting banget punya support system dan jangan malu buat cerita, bahkan ke psikolog sekalipun,” ujar Ari.

Tentang Film Bertaut Rindu