Pemerintah di Beberapa Wilayah Indonesia Kompak Lakukan Modifikasi Cuaca, Ahli Bilang Tidak Efektif

photo author
- Jumat, 31 Januari 2025 | 16:22 WIB
Prakiraan cuaca hari ini di Semarang menurut BMKG.  (Ayosemarang.com/ Audrian Firhannusa)
Prakiraan cuaca hari ini di Semarang menurut BMKG. (Ayosemarang.com/ Audrian Firhannusa)

AYOYOGYA.COM - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan potensi bencana hidrometeorologi akibat cuaca ekstrem di Provinsi Jawa Tengah pada akhir Januari hingga Februari 2025. 

Dalam Rapat Koordinasi Antisipasi Bencana Hidrometeorologi yang dihadiri Penjabat Gubernur Jawa Tengah, Nana Sudjana, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menekankan pentingnya kesiapsiagaan masyarakat dan pemerintah daerah dalam menghadapi puncak musim hujan yang diperkirakan berlangsung hingga Februari 2025.

Di sisi lain, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) memberikan catatan penting mengenai efektivitas Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) dalam mengurangi hujan lebat yang dapat menyebabkan banjir.

LAPAN menegaskan bahwa operasi TMC tidak selalu efektif dan bahkan dapat berisiko memperburuk kondisi cuaca secara keseluruhan.

Baca Juga: Alasan Sri Mulyani Tak Masalah Dana MBG Tambah Rp100 Triliun, Banyak Manfaat untuk UMKM di Seluruh Indonesia

Analisis LAPAN: Risiko Operasi TMC Saat Cold Pool

Tim Reaksi dan Analisis Kebencanaan Pusat Sains dan Teknologi Antariksa-LAPAN (Treak PSTA-LAPAN) melakukan analisis menggunakan Sadewa, sebuah sistem peringatan dini atmosfer ekstrem berbasis satelit dan model atmosfer yang dikembangkan LAPAN. 

Hasil analisis menunjukkan bahwa operasi TMC bisa menjadi tidak efektif dalam mencegah hujan jika terjadi fenomena cold pool.

Menurut LAPAN, mengutip jurnal Ilmu Atmosfer, cold pool adalah kantong udara dingin yang terbentuk ketika hujan menguap selama curah hujan yang intens. 

Fenomena ini dapat mempercepat pembentukan awan baru, meningkatkan skala hujan yang lebih luas.

Pada 20 Februari 2021, hujan lebat yang menyebabkan banjir besar di Jakarta dan Bekasi disebut terjadi akibat mekanisme cold pool.

LAPAN menjelaskan bahwa saat itu, proses percepatan induksi awan menghasilkan awan skala meso yang meliputi wilayah Jawa bagian barat.

LAPAN juga menyoroti bahwa operasi TMC yang dilakukan di Lampung dan Selat Sunda pada sore hari sebelumnya tidak efektif dalam mencegah hujan yang disebabkan oleh cold pool. Bahkan, LAPAN menegaskan bahwa intervensi ini bisa berbahaya.

Baca Juga: Yamaha XSR 155 Warna Baru Meluncur, Dukung Lifestyle Berkendara Bikers Pecinta Sport Heritage

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Maria Wulan

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X