RUSIA, AYOYOGYA.COM -- Sebuah kelompok Anarko Russia menyabotase jalur kereta api 100 km timur laut Moskow.
Mereka membuka baut untuk melepaskan rel dan kemudian menghubungkan rel yang rusak dengan kabel untuk mempertahankan aliran daya dan mencegah deteksi kesalahan.
Para penyabot meninggalkan inisial kelompoknya di lintasan, Organisasi Tempur Anarko-Komunis (BOAK).
Kejahatan itu ditemukan tak lama setelah itu tetapi BOAK menyatakan kepuasannya di halaman Telegram mereka bahwa pasokan peralatan ke pangkalan militer terdekat telah terganggu.
"Setiap kereta yang berhenti berarti lebih sedikit peluru dan roket untuk terbang ke kota-kota Ukraina yang damai,” tulis mereka.
“Kami meminta semua orang untuk bergabung dalam perang kereta api!”
Baca Juga: Pasukan Rusia Targetkan Donetsk Selepas Rebut Luhansk
Ini bukan satu-satunya intervensi BOAK.
Kelompok itu sebelumnya mengaku bertanggung jawab atas sabotase lain atas kereta api yang digunakan untuk transportasi militer, dan serangan pembakaran di menara telepon seluler di Belgorod dekat perbatasan Ukraina.
Penyabot menerbitkan koordinat lokasi serangan dan foto serta video dari tempat kejadian. Tindakan lain belum dipublikasikan.
"Tujuan kami adalah berkontribusi secara aktif untuk memerangi militerisme dan otoritarianisme Putin,” kata juru bicara.
Kelompok ini percaya pada solidaritas dengan Ukraina di bawah api, tetapi sebagai revolusioner mereka juga melihat peluang untuk melemahkan rezim.
Perang di Ukraina, yang dilancarkan oleh negara Rusia, adalah tragedi yang mengerikan," kata juru bicara itu.
“Tetapi perang menciptakan peluang bagi minoritas revolusioner, melalui tindakan partisan, untuk memperdalam krisis sistem.”
Artikel Terkait
Rusia Resmi Nyatakan Perang, 144 WNI Masih Berada di Ukraina
Serangan Rusia ke Ukraina, Guru Besar Hukum Internasional UI Bilang Begini
Mengharukan! Ini Ungkapan Pesan Eks Striker PSS Sleman Atas Konflik Ukraina dan Rusia di Instagram
Apa dan Siapa Vladimir Putin? Sosok Misterius yang Ingin Pimpin Rusia Hingga 2036
CfDS Fisipol UGM Ingatkan Perang Rusia-Ukraina yang kian memanas, Beresiko Jadi Ancaman Siber Global