AYOYOGYA.COM -- Presiden sementara Sri Lanka Ranil Wickremesinghe telah mengumumkan keadaan darurat. Ia menyatakan perlunya menegakkan ketertiban dan keamanan publik di tengah meluasnya kerusuhan sosial atas krisis ekonomi yang semakin dalam.
Saat ini, pemerintah Sri Lanka bergulat dengan krisis ekonomi dan kerusuhan sosial yang melanda negara tersebut.
"Demi kepentingan keamanan publik, perlindungan ketertiban umum, serta pemeliharaan persediaan dan layanan yang penting bagi kehidupan masyarakat," kata Wickremesinghe dalam pemberitahuan pemerintah yang dirilis pada Minggu, 17 Juli 2022 malam.
Baca Juga: Tingkatkan Stamina dan Fisik, Penggawa PSS Jalani Latihan di Pantai Depok
Melansir dari Al Jazeera, ketentuan hukum khusus dari keadaan darurat terbaru belum diumumkan oleh pemerintah, tetapi peraturan darurat sebelumnya telah digunakan untuk mengerahkan militer untuk menangkap dan menahan orang, menggeledah properti pribadi, serta meredam protes publik.
Para pemimpin Sri Lanka yang terkepung telah memberlakukan keadaan darurat beberapa kali sejak April, ketika protes massal dimulai terhadap penanganan pemerintah atas krisis ekonomi dan kekurangan kebutuhan pokok yang terus-menerus.
Ibukota Kolombo terpantau tetap tenang pada Senin pagi, 18 Juli 2022, dengan kndaraan-kendaraan dan para pejalan kaki yang keluar ke jalanan.
Baca Juga: Perbaikan Jalan Solo - Purwodadi, Sekitar SPBU Gondangrejo Macet Panjang
Bhavani Fonseka, peneliti senior di Pusat Alternatif Kebijakan, mengatakan bahwa menyatakan keadaan darurat sudah menjadi respons default dari pemerintah.
"Ini terbukti tidak efektif di masa lalu," kata Fonseka.
Wickremesinghe telah mengumumkan keadaan darurat pekan lalu, setelah Presiden yang digulingkan Gotabaya Rajapaksa melarikan diri dari negara itu untuk menghindari pemberontakan rakyat terhadap pemerintahnya.
Baca Juga: Sederet Fakta Tentang Mie Instan, Bisa Dimakan Mentah Namun Tak Direkomendasikan
Rajapaksa terbang ke Maladewa dan kemudian ke Singapura setelah ratusan ribu pengunjuk rasa anti-pemerintah turun ke jalan-jalan ibukota Kolombo serta menduduki kediaman dan kantor resminya.
Wickremesinghe dilantik sebagai pemimpin sementara pada hari Jumat. Pemimpin sementara telah berjanji untuk mengikuti konstitusi serta menegakkan hukum dan ketertiban setelah berbulan-bulan protes atas kekurangan bahan bakar yang melumpuhkan dan melonjaknya harga barang-barang pokok.
Artikel Terkait
Kenaikan Harga Produk Elektronik Dipicu oleh Krisis Chip
Krisis Chip Global Picu Peredaran Komponen Palsu
Krisis Oksigen, Publik Semangati Sardjito dan Jogja
Dihadapan Negara-Negara Maju, Jokowi Tegaskan Hal Ini: G7 dan G20 Harus Segera Atasi Krisis Pangan
Sri Lanka Dilanda Krisis BBM, Antrean Mengular Panjang Berhari-hari