Debi juga berharap kegiatan serupa dapat terus diselenggarakan secara berkelanjutan dan menjangkau wilayah yang lebih luas.
“Harapan saya kegiatan ini bisa menjadi tradisi ke depannya, tidak hanya di Yogyakarta, tapi juga di daerah lain. Ini bisa jadi contoh agar budaya tidak hanya menjadi simbol, tetapi benar-benar dipelihara dan hidup sampai sekarang dan seterusnya,” tuturnya.
Melalui lokakarya ini, musik tradisional diperkenalkan sebagai bagian dari pengalaman hidup generasi muda yang dinamis dan relevan. Upaya ini menjadi langkah nyata dalam menjaga keberlanjutan budaya Nusantara agar tetap hidup dan berkembang di masa depan. ***
Artikel Terkait
8 Rekomendasi Studio Musik di Jogja, Tempat Nyaman san Lokasi Strategis
Bisa Jadi Pilihan, Ini Dia 5 Rekomendasi Toko Alat Musik di Jogja
Cari Gitar atau Alat Musik Lain di Jogja? Cek di Sini 5 Rekomendasi Tokonya
Grup Musik Etnik Metiyem Pentas di JNM Jogja
Lestarikan Seni dan Budaya, Hibah Alat Musik Tradisional Solusinya
Mentalita Fest Digelar Februari Mendatang, Hadirkan Berbagai Genre Musik dalam 1 Panggung
Album Konsep Salimsik, Sebuah Ekpresi Perayaan yang Merangkum Aktivitas Ibadah Bulan Ramadan dengan Musik
Artotel dan PJF 2025: Harmoni Seni, Musik, dan Pertumbuhan Ekonomi
Saemen Fest 2025 di Yogyakarta, Hadirkan Kolaborasi Musik Lintas Generasi
Menteri Kebudayaan Dorong Penguatan Ekosistem Seni Jalanan Malioboro Lewat Dukungan Alat Musik