"Kami sangat senang dapat membuka ruang ini untuk para seniman dan publik. Kegiatan hari ini menegaskan kembali komitmen kami untuk menjadikan seni sebagai bagian dari pengalaman para tamu. Pembukaan pameran ‘Living Lines’ menghadirkan kesempatan bagi semua yang hadir untuk merasakan Yogyakarta melalui perspektif seni kontemporer," ujarnya.
Melalui tiga bahasa visual yang berbeda, kritik ekologis Oceu, spiritualisme Oetje, dan kepekaan detail Becky, pameran ini mengajak publik meninjau ulang posisi manusia dalam lanskap ekologinya. Di tengah isu lingkungan yang kian mendesak, “Living Lines” hadir bukan hanya sebagai pameran seni, melainkan seruan halus agar manusia kembali menemukan garis hidupnya bersama alam. ***
Artikel Terkait
‘Sosok Ketiga: Lintrik’, Film Horor Nusantara dengan Sentuhan Emosional Siap Tayang di Bioskop
RIBA : Film Horor yang Mengingatkan Masyarakat akan Bahaya Riba dan Keserakahan
VMS Studios Ramaikan JAFF Market, Umumkan Empat Film Unggulan untuk 2026
Tayang Tahun Depan, Visinema Hadirkan Nostalgia untuk Generasi Kini Lewat Film Na Willa
JAFF Market 2025: Amar Bank Perkenalkan Platform Bisnis untuk Pelaku Industri Film
VMS Studio Rilis Poster Film Penerbangan Terakhir
Maxstream Bawa Karya Sineas Muda ke JAFF Lewat Tiga Film Pendek
Film Panjang Laut Bercerita Siap Tayang 2026, Adaptasi Besar dari Novel Fenomenal
Film Ikatan Darah Besutan Sineas Jogja Ini Curi Perhatian Dunia, Kini Hadir di JAFF
Esok Tanpa Ibu: Film yang Mengungkap Kegelisahan Keluarga Zaman Sekarang