Perpadi Tegaskan Fortifikasi Beras Jadi Kunci Perbaikan Gizi Nasional

photo author
- Jumat, 31 Oktober 2025 | 16:35 WIB
Ketua Umum Persatuan Penggilingan Padi dan Beras Indonesia (Perpadi), Sutarto Alimoeso. (dok.)
Ketua Umum Persatuan Penggilingan Padi dan Beras Indonesia (Perpadi), Sutarto Alimoeso. (dok.)

 

“Tujuannya untuk meningkatkan gizi masyarakat. Tapi kalau dilihat dari aspek bisnis, peluangnya cukup besar. Produksi beras fortifikasi di Indonesia masih sedikit, jadi potensi pasarnya luas,” ujarnya.

 

Menurut Burhannudin, bahan baku kernel beras fortifikasi bisa berasal dari hasil samping penggilingan seperti beras pecah atau menir. Hal ini dinilai dapat meningkatkan nilai tambah produk penggilingan, tidak hanya dari beras premium.

 

“Itu akan lebih meningkatkan nilai tambah dari produk yang dihasilkan penggilingan. Bahkan dimungkinkan beras pecah pun bisa dijadikan beras fortifikasi,” katanya.

 

Ia menambahkan, saat ini baru sekitar 7–9 pengusaha penggilingan padi di Indonesia yang sudah menjalankan usaha fortifikasi beras. Produk tersebut umumnya baru tersedia di pasar modern dan belum banyak dijumpai di pasar tradisional.

 

“Kami sudah mulai mengedukasi dan mengajak pengusaha penggilingan sejak 2015. Dengan adanya bimtek ini, kami ingin memperluas skalanya agar produksinya meningkat,” jelas Burhannudin.

 

Ia menyebut fortifikasi pangan sendiri sudah masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025–2029, yang menargetkan penguatan intervensi gizi melalui makanan pokok. Burhannudin menegaskan bahwa Perpadi mendukung penuh kebijakan tersebut.

 

“Ini salah satu bentuk komitmen kami mendukung program pemerintah pengurangan stunting melalui peningkatan gizi masyarakat,” katanya.

 

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: arri widiarto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X