YOGYA, AYOYOGYA.COM -Yogyakarta menjadi saksi keprihatinan mendalam para tenaga medis setelah kebijakan mengejutkan dari Kementerian Kesehatan yang memindahkan sejumlah dokter tanpa penjelasan jelas. Langkah tiba-tiba itu memicu kegelisahan di kalangan dokter yang merasa diperlakukan layaknya pion dalam permainan kekuasaan.
Sebagai bentuk solidaritas dan harapan akan ketenangan, para dokter dari berbagai institusi—dipimpin oleh RSA UGM, IDI, dan para senior medis—mengadakan doa bersama. Aksi ini bukan hanya simbol spiritual, tetapi juga seruan sunyi atas ketidakadilan yang dirasakan.
"Mutasi itu datang tanpa peringatan. Seolah-olah kami bisa dipindahkan begitu saja, tanpa memikirkan dampaknya bagi pelayanan dan pendidikan," ungkap Darwito, seorang dokter senior dengan nada kecewa.
Menurutnya, tekanan yang dihadapi para dokter selama ini sudah berat, dan kebijakan semena-mena seperti ini hanya menambah beban mental yang tak terlihat. Ia berharap pemerintah lebih bijak, menghargai kerja keras para tenaga kesehatan yang berada di garis depan layanan masyarakat.
"Kami berdoa agar Tuhan memberi kami ketenangan, agar kami tetap bisa mengabdi dengan damai, mengajar, dan merawat pasien tanpa dihantui ketakutan akan mutasi mendadak," tambahnya penuh harap.
Hal senada disampaikan dr. Joko Murdiyanto dari Majelis Kehormatan Etik Kedokteran IDI DIY. Ia menegaskan bahwa dokter bukan barang yang bisa dipindahkan semaunya. Komunikasi dan empati seharusnya menjadi dasar dalam setiap keputusan.
"Mutasi harusnya manusiawi. Dokter adalah bagian dari kehidupan pasiennya, bukan sekadar nama dalam daftar," tegas Joko.***
Artikel Terkait
Doa Bersama untuk Nakes yang Gugur saat Pandemi, Cara IDI Peringati HUT Kemerdekaan
Jelang Laga PSS Lawan Persija, Bupati Sleman Gelar Doa Bersama: Berharap Pertolongan Tuhan
Siap Berlaga di Liga 2, PSIM Jogja Gelar Doa Bersama
Gabungan Suporter DIY dan Solo Lakukan Doa Bersama untuk Tragedi Kanjuruhan
FTS Gelar Doa Bersama dan Galang Dana Korban Gempa Cianjur
Ratusan Warga Bantul Gelar Doa Bersama Jelang Ramadan